Keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan pada Mei 2024 juga diapresiasi pasar, terlihat dari nilai tukar rupiah yang membaik dan stabil di kisaran Rp 16.000 per dollar AS.
Baca juga: Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..
Kemudian, imbal hasil SBN 10 tahun turun dari puncaknya di 7,25 persen ke level saat ini di bawah 7 persen, dan investor asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi di bulan ini.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perkenomian global.
Secara garis besar, Perry bilang, kondisi perekonomian global membaik dari perkiraan semula bank sentral.
Dari sisi moneter, suku bunga The Fed diproyeksi mulai mengalami penurunan pada pengujung tahun 2024. Hal ini seiring dengan laju inflasi Negeri Paman Sam yang kian melambat, disertai data ekonomi yang tetap kuat.
Baca juga: BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS
"Pada saat bersamaan risiko memburuknya ketegangan geopolitik sejak akhir April 2024 tidak berlanjut," ujar Perry.
"Berbagai kondisi ini berdampak positif pada tertahannya penguatan dollar AS secara global dan menurunnya yield US dollar treasury," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.