Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Maskapai RI yang Kini Sudah Bangkrut, Dulu Sempat Perang Harga Tiket

Kompas.com - 09/06/2024, 21:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Maskapai penerbangan terbilang sebagai industri dengan persaingan sengit, tak terkecuali di Indonesia. Bisnis ini sangat padat modal.

Di era tahun 2000-an silam, Indonesia sempat mengalami masa di mana jumlah maskapai penerbangan cukup banyak dengan belasan pemain. Tak jarang, antar-maskapai kerap melakukan perang harga tiket sehingga secara tidak langsung menguntungkan konsumen dengan tarif tiket murah.

Dalam sejarah aviasi Indonesia, tercatat ada beberapa perusahaan yang pernah beroperasi namun kemudian tumbang karena terlilit masalah keuangan hingga bangkrut karena insiden kecelakaan.

Kini, langit Indonesia relatif hanya dikuasai oleh segelitir perusahaan dengan pemain utama Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group.

Pemain lainnya di bisnis maskapai penerbangan namun dengan jumlah armada pesawat tidak sebanyak Garuda dan Lion Air seperti Pelita Air, Sriwijaya Air, dan Trans Nusa.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Daftar maskapai RI yang bangkrut

Berikut ini daftar 6 maskapai penerbangan Indonesia yang kini tinggal nama:

1. Adam Air

Di masa jayanya, perusahaan swasta ini sempat disebut-sebut sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier terbaik di Indonesia. Jangkauan rute maupun penambahan armada pesawatnya terbilang ekspansif sejak didirikan pada tahun 2002.

Namun sebuah kecelakaan naas membuat reputasi Adam Air langsung ambruk seketika. Saat itu, pesawat Adam Air KI 457 rute Jakarta-Manado mengalami insiden kecelakaan di atas perairan Majene setelah hilang dari radar. Seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 102 orang meninggal.

Tak lama setelah kecelakaan tersebut, pemerintah mencabut izin terbangnya pada 19 Juni 2008 yang menandai berhentinya operasional Adam Air di Tanah Air.

2. Merpati Airlines

Merpati merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah yang beroperasi sejak era Presiden Soekarno, tepatnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1962.

Saat itu, belum ada transportasi mumpuni untuk menghubungkan Indonesia yang berbentuk kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Sehingga pemerintah merasa perlu untuk membangun maskapai yang khusus melayani penerbangan-penerbangan perintis.

Baca juga: Khrushchyovka, Cara Uni Soviet Sediakan Rumah Murah bagi Warganya

Selama puluhan tahun, Merpati mengalami masalah keuangan, namun selalu diselamatkan pemerintah. Beberapa kali pemerintah melakukan upaya restrukturisasi. Puncaknya, Merpati berhenti beroperasi pada tahun 2014 akibat terus merugi dan lilitan utang.

Meskipun sudah berhenti operasi, pemerintah hingga saat ini belum memutuskan untuk melikuidasi Merpati.

3. Batavia Air

Maskapai bernama PT Metro Batavia ini mulai beroperasi pada 5 Januari 2002. Batavia Air tak hanya melayani penerbangan domestik, namun juga sejumlah rute internasional dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300 dan A320-200.

Pada 30 Januari 2013, Batavia Air dinyatakan pailit oleh PN Jakarta Pusat karena ada permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC). Sejak itu, maskapai tersebut berhenti beroperasi dan bangkrut.

Baca juga: Mengapa Uni Soviet dan Komunis Identik dengan Palu Arit?

4. Sempati Air

Maskapai ini didirikan pada Desember 1968 dan beroperasi pada Maret 1969 dengan nama PT Sempati Air Transport. Maskapai ini melakukan ekspansi yang besar selama akhir 1980-an hingga 1990-an.

Sempati Air pun sempat melayani rute penerbangan berjadwal ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila. Maskapai ini juga dikenal dengan pelayanannya yang prima.

Namun, Sempati kemudian bangkrut dan bertepatan dengan krisis moneter yang menghantam Indonesia pada tahun 1998. Kabarnya, kebangkrutan juga disebabkan kesalahan manajemen.

5. Mandala Airlines

Mandala Airlines, yang kemudian bernama Tigerair Mandala pertama kali beroperasi pada 17 April 1969. Maskapai ini kemudian dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International pada tahun 2006.

Karena masalah utang, Mandala berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011. Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui restrukturisasi utang Mandala menjadi saham dan kembali beroperasi pada bulan Juni 2011.

Baca juga: Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Sebagai bagian restrukturisasi, pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group (51 persen), Tiger Airways dari Singapura (33 persen), serta pemegang saham lama dan para kreditur (16 persen).

Namun, Mandala menghentikan kegiatan operasionalnya mulai 1 Juli 2014 lantaran kondisi pasar turun dan biaya operasional membengkak karena depresiasi rupiah.

6. Bouraq Indonesia Airlines

Maskapai ini didirikan pada tahun 1970 oleh Jerry Sumendap, pengusaha yang menggeluti bisnis kayu. Bouraq mencapai puncak bisnisnya pada era 1980-an.

Pada tahun 1995, Jerry Sumendap wafat dan posisinya digantikan oleh Danny Sumendap yang melakukan restrukturisasi besar-besaran sejalan dengan ketatnya persaingan.

Namun, upaya ini tak berhasil hingga pada tahun 2005, maskapai ini dinyatakan pailit.

7. Bali Air

Meskipun mengambil nama Bali, Bali Air sejatinya merupakan sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Jakarta. Perusahaan ini juga bukan dimiliki orang Bali, melainkan Jarry Albert yang berasal dari Manado yang tak lain juga merupakan pemilik dari Bouraq Airlines.

Perusahaan penerbangan ini berdiri tahun 1973, tetapi sejak februari 2007 operasinya telah dihentikan.

8. Jatayu Airline

Jatayu Gelang Sejahtera atau lebih dikenal sebagai Jatayu Airlines adalah sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Jakarta. Jatayu didirikan tahun 2000 dan pernah mengoperasikan penerbangan domestik dan internasional.

Pendirinya adalah seorang pengusaha asal Yogyakarta, Suntinah, dengan penerbangan pertamanya adalah rute Jakarta-Yogyakarta. Belakangan, pemiliknya beralih kepada Wiryanto Lie.

Selain masalah keuangan yang mendera, izin operasi maskapai ini kemudian dicabut Kementerian Perhubungan pada tahun 2007 karena dinilai tidak memenuhi aspek keamanan.

Baca juga: Kasus Korupsi Garuda Indonesia Rugikan Negara hingga Rp 8,8 Triliun

9. Awair Airline

Awair merupakan kepanjangan dari Air Wagon Internasional. Maskapai ini didirikan pada 2000, di mana salah satu pendirinya adalah Abdurrahman Wahid yang juga Presiden ke-4 RI.

Maskapai ini tak benar-benar bangkrut karena operasinya diambil alih oleh maskapai asal Malaysia, Air Asia.

10. Star Air

Star Air adalah maskapai udara yang berdiri tahun 2000, masa ketika maskapai swasta di Indonesia bermunculan setelah pemerintah mencanangkan deregulasi penerbangan di Indonesia.

Belakangan, izin dari Star Air dicabut oleh Kementerian Perhubungan tahun 2005 sehingga operasional maskapai ini kemudian berhenti total.

11. Linus Airways

Linus Airways merupakan salah satu maskapai yang berfokus pada penerbangan regional, terutama melayani rute penengangan antar-pulau Sumatera.

Kota-kota yang dilayani maskapai ini adalah Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam, dan Bandung.

Linus sendiri merupakan kependekan dari Lintasan Nusantara. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004, tetapi pada 2008 operasinya dihentikan.

Baca juga: Efek Taylor Swift, Maskapai Penerbangan Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 27 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 27 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 27 Juni 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 27 Juni 2024

Spend Smart
Tak Hanya PHK, DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Tak Hanya PHK, DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Whats New
Data Bocor dan Dijual di 'Dark Web', Jubir Kemenhub: Itu Data Lama...

Data Bocor dan Dijual di "Dark Web", Jubir Kemenhub: Itu Data Lama...

Whats New
Stafsus Erick Thohir: Karyawan BUMN Harus Punya Kapabilitas Digital yang Baik

Stafsus Erick Thohir: Karyawan BUMN Harus Punya Kapabilitas Digital yang Baik

Whats New
MITI Berencana Bagi Dividen Rp 10,6 Miliar, Cek Jadwalnya

MITI Berencana Bagi Dividen Rp 10,6 Miliar, Cek Jadwalnya

Whats New
Pasca-Jokowi, Indonesia di Ambang 'Triple' Defisit

Pasca-Jokowi, Indonesia di Ambang "Triple" Defisit

Whats New
Harga Bahan Pokok Kamis 27 Juni 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Kamis 27 Juni 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Mutuagung Lestari Bukukan Pertumbuhan Laba 34,66 Persen Pada Kuartal I-2024

Mutuagung Lestari Bukukan Pertumbuhan Laba 34,66 Persen Pada Kuartal I-2024

Whats New
Emiten Kebab Baba Rafi (RAFI) Tebar Dividen Rp 1 Miliar untuk Pemegang Saham

Emiten Kebab Baba Rafi (RAFI) Tebar Dividen Rp 1 Miliar untuk Pemegang Saham

Whats New
Daftar Alat Bantu Kesehatan yang Dijamin BPJS, Apa Saja?

Daftar Alat Bantu Kesehatan yang Dijamin BPJS, Apa Saja?

Whats New
PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi 'Online' lewat Pinjol, Bos OJK Buka Suara

PPATK Temukan Indikasi Transaksi Judi "Online" lewat Pinjol, Bos OJK Buka Suara

Whats New
Hasil Riset: 68 Persen Masyarakat Pertama Kali Akses Kredit Lewat 'Paylater'

Hasil Riset: 68 Persen Masyarakat Pertama Kali Akses Kredit Lewat "Paylater"

Whats New
Sorotan Bank Dunia Terhadap Program Makan Siang Gratis

Sorotan Bank Dunia Terhadap Program Makan Siang Gratis

Whats New
Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Ditopang Bea Masuk, Penerimaan Bea dan Cukai Batam Tembus Rp 176 Miliar Per Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com