Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang Makin Panas, China Salahkan AS

Kompas.com - 03/06/2019, 08:09 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - China menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas ketegangan perdagangan yang meningkat di antara kedua negara tersebut. Beijing menyatakan tidak akan menyerah soal beberapa masalah utama yang bersifat prinsipal.

Dalam laporan dari kantor juru bicara kabinet seperti dikutip The New York Post, Senin (3/5/2019), China mengklaim telah menepati janjinya selama 11 putaran proses negoisasi perdagangan dan akan menghormati komitmennya jika perjanjian perdagangan telah tercapai.

Pihak China menuding AS telah mundur tiga kali dalam proses negosiasi dengan menaikkan tarif baru serta menerapkan berbagai hal yang berada di luar hasil negosiasi yang telah disepakati.

"Semakin banyak yang pemerintah AS tawarkan, semakin banyak pula yang mereka inginkan," sebutnya.

Baca juga: Kurs Rupiah Terbakar Panasnya Perang Dagang

China pun menuduh AS telah melakukan tindakan intimidasi dan penuh paksaan.

"Kedaulatan dan martabat suatu negara harus dihormati, dan perjanjian apa pun yang dicapai oleh kedua belah pihak harus didasarkan pada kesetaraan dan saling menguntungkan," kata laporan itu.

Laporan tersebut, yang disampaikan pada konferensi pers hari Minggu pagi, tampaknya merupakan upaya untuk menopang argumen China dan memperbaiki posisi mereka.

Selama beberapa hari terakhir, China telah memobilisasi perwakilannya di luar negeri, sementara aparat propaganda domestik telah bekerja lembur untuk meyakinkan publik tentang kebenaran sikap pemerintah.

Sebagai informasi, perang dagang antara kedua negara ekonomi dunia ini dimulai ketika AS menuduh China telah mencuri rahasia dagang dan melakukan transfer teknologi secara paksa. Pemerintah Trump telah mengenakan tarif 25 persen pada produk impor asal China senilai 250 miliar dollar AS dan berencana untuk memungut pajak impor untuk produk impor lain senilai 300 miliar dollar AS.

Amerika Serikat pun juga meningkatkan ancamannya dengan menempatkan raksasa telekomunikasi China Huawei pada daftar hitam yang secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS memasoknya dengan chip komputer, perangkat lunak, dan komponen lainnya tanpa persetujuan pemerintah.

Beijing merespons dengan memberlakukan tarif pada produk-produk AS senilai 60 miliar dollar AS, yang mulai berlaku Sabtu (1/6/2019).

Baca juga: Perang Dagang, CEO Huawei Tolak Aksi Boikot Apple di China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com