Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ditekan Trump, The Fed Tetap Putuskan Menahan Suku Bunga

Kompas.com - 20/06/2019, 05:53 WIB
Mutia Fauzia,
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve pada Rabu (19/6/2019) waktu setempat memutuskan untuk menahan suku buka namun meningkatkan prospek untuk memangkas suku bunga menjadi dua kali tahun ini.

Seperti dikutip dari CNN, The Fed terus menimbang waktu yang tepat untuk bertindak di tengah kekhawatiran atas kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Gubernur The Fed Jerome Powell tengah berada dalam tekanan yang cukup besar ujntuk menjaga perekonomian AS tetap stabil. Sebab, kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global bakal semakin tertekan lantaran strategi tarif Trump semakin meningkat.

Adapun keputusan The Fed untuk menahan suku bunga muncul di tengah-tengah kritik Trump kepada Powell yang bersifat terus menerus dan mempertimbangkan, apakah Powell masih layak menduduki posisi tertinggi di bank sentral paling berpengaruh di dunia tersebut.

"Saya pikir hukumnya jelas bahwa saya memiliki masa jabatan empat tahun, dan saya bermaksud untuk menjalani sepenuhnya," ujar Powell pada konferensi pers.

Trump pun sempat mengatakan dirinya bakal mengawasi apa yang dilakukan oleh Powell.

Powell pun berulang kali telah membela independensi The Fed meski berada dalam tekanan Trump. Dia mengatakan, bank sentral tengah terisolasi dari tekanan politik yang muncul setiap hari.

Dia pun menolak untuk membalas kritik Presiden Terkait kebijakan suku bunga.

"Aku tidak membahas pejabat terpilih secara publik atau pribadi, sungguh," kata Powell.

Kemungkinan Pangkas Suku Bunga

The Fed memilih untuk menahan suku bunga acuannya berkisar antara 2,25 persen hingga 2,5 persen dengan hanya ada satu keberatan dari Gubernur The Fed St Louis James Bullard. Hal tersebut merupakan perbedaan pertama dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di bawah kepemimpinan Powell. Bullard sebelumnya menyarankan penurunan suku bunga mungkin akan segera terealisasi.

Suara Pejabat The Fed pun saat ini terpecah antara harus menahan tingkat suku bunga utnuk sisa tahun atau untuk setidaknya menurunkan satu kali atau dua lantaran meningkatnya ketegangan perdagangan yang berpotensi merusak momentum pertumbuhan ekonomi AS.

Delapan dari 17 pejabat The Fed mendukung untuk mempertahankan tingkat suku bunga.

Selama konferensi persnya, Powell mencatat pasar pekerjaan dalam keadaan sehat, meskipun The Fed mengkhawatirkan beberapa laporan perekonomian yang menunjukkan pelemahan baru-baru ini. The Fed memperkirakan pengangguran akan tetap rendah tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

Adapun pengeluaran konsumen, yang memiliki porsi 70 persen dari ekonomi AS, tetap kuat.

Selama beberapa bulan terakhir, Powell menekankan pentingnya 'kesabaran' dalam hal kebijakan penetapan tarif. Tetapi dengan meningkatnya ketidakpastian negosiasi perdagangan antara China dan Amerika Serikat, dua ekonomi terbesar di dunia, dan ancaman tarif pada hampir semua barang Cina yang tersisa, The Fed mulai menunjukkan sinyal yang lebih jelas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com