Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Batasi Huawei, Nokia Raup Untung Besar

Kompas.com - 28/06/2019, 08:26 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Kampanye AS memerangi China dalam perdagangan dan berakhir membuat Huawei masuk ke daftar hitam rupanya membuat Nokia untung besar.

Presiden Jaringan Seluler Nokia di Finlandia Tommi Uitto mengatakan, situasi politik telah membuka pintu bagi Nokia untuk merebut pangsa pasar. Nokia telah menandatangani 43 kesepakatan 5G komersial di seluruh dunia, berbeda tipis dengan Huawei yang hanya 50.

"Ada beberapa negara yang telah melarang pesaing China, dan tentu saja itu menciptakan peluang bagi kami," kata Tommi Uitto dikutip dari CNN, Jumat (28/6/2019).

Tak hanya Uitto, seorang analis mengatakan, Nokia telah menandatangani sekitar 30 kontrak pada akhir Maret. Hal tersebut menunjukkan baru-baru ini Nokia telah banyak memenangi pelanggan 5G baru dibanding Huawei, yang saat itu mengumumkan telah mendapat 40 kontrak.

Baca juga: Diblokir AS, Pendapatan Huawei Diprediksi Tergerus Rp 42,6 Triliun

Bahkan bulan lalu, Softbank (SFBTF) memilih Nokia (NOK) dan Ericsson (ERIC) sebagai pemasok untuk jaringan 5G. Huawei yang sebelumnya vendor 4G Softbank, dihina.

Uitto mengatakan, masuknya Huawei ke dalam daftar hitam juga membuat Nokia mampu mengekspansi bisnisnya ke negara-negara yang membatasi ruang gerak Huawei untuk 5G seperti Australia, Selandia Baru, dan AS.

Dia menambahkan, perusahaan tengah berdiskusi untuk mengganti komponen dari pemasok China di jaringan pedesaan kecil di AS. Nokia juga telah didekati sebuah operator yang siap jika pemerintah London ikut membatasi penggunaan produk Huawei.

"Operator ingin mengantisipasi dan memastikan mereka siap untuk apa yang akan datang," jelas Uitto.

Bisnis Huawei melemah

Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump juga mengeluarkan larangan ekspor kepada perusahaan AS yang menargetkan Huawei sebagai pembelinya. Dampaknya dapat memutus akses Huawei ke komponen penting dari pemasok Amerika.

Uitto menjelaskan, situasi dan kebijakan AS tersebut membuat pemasok China seperti Huawei mengalami kelemahan dan ketidakpastian dalam bisnis.

"Ketidakpastian pada umumnya tidak baik untuk bisnis. Situasi ini membuat beberapa pelanggan kami mungkin menunda keputusan mereka jika telah memiliki Nokia dan Huawei di daftar pemasok mereka," ucapnya.

Baca juga: Gagal Kirim Paket Ponsel Huawei, FedEx Gugat Pemerintah AS

Dia menambahkan Huawei bisa menjadi lebih asertif di wilayah tertentu.

"Mungkin saja. Pesaing kami asal China menjadi lebih agresif di pasar dan di beberapa negara yang tidak membatasi ruang gerak mereka. Mereka mungkin merasakan tekanan untuk memperbaiki volume bisnisnya yang turun di seluruh dunia," ungkap Uitto.

Sebagai informasi, Huawei merupakan perusahaan telekomunikasi besar asal China. Namun peran utamanya dalam peluncuran jaringan nirkabel telah mengalami kesulitan akibat pembatasan AS terhadap bisnisnya.

AS telah membatasi ruang bisnis Huawei dari jaringan 5G perusahaan AS dengan alasan membahayakan keamanan nasional.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com