Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sumut, Go-Jek Tawarkan Pembayaran Nontunai dan Kurangi Sampah Plastik

Kompas.com - 13/07/2019, 16:22 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut)  Musa Rajekshah menerima Head of Government Relations Sumatera PT Aplikasi Anak Bangsa atau Go-Jek Indonesia Muhammad Ruslan di kantornya.
 
 
Dalam kunjungan itu, Go-Jek menginginkan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumut untuk menerapkan sistem pembayaran cashless atau non tunai dalam pelayanan publik. 
 
Tujuan kerja sama tunai ini menurut Ruslan untuk mengimplementasikan Smart Cities di Sumut yang mengusung konsep integrasi TIK dalam pengembangan dan pelayanan kota atau daerah. Aplikasi yang dipakai dalam bertransaksi adalah dompet virtual milik Go-Jek, yakni Go-Pay.
 
Dengan Go-Pay, masyarakat lebih mudah melakukan berbagai transaksi, mulai dari pembayaran listrik, pajak, dan lainnya.
 
 
"Kemudahan pembayaran ini juga akan meminimalisir berbagai faktor yang memperlambat pelayanan publik. Misalnya, bagi yang tidak sempat melakukan pembayaran karena sibuk bisa teratasi dengan membayar lewat Go-Pay lewat telepon selulernya," kata Ruslan, Jumat (12/7/2019). 
 
Selain itu, Go-Jek juga berminat mengembangkan ekosistem bisnis Green Economy untuk mengurangi penggunaan plastik. Setiap mitra pengemudi yang melayani Go-Food yang membawa makanan akan diberi reuseable bag atau tas daur ulang yang diproduksi oleh UKM lokal di Sumut. 
 
"Kita berdayakan masyarakat, kemudian kita kurangi sampah plastik," ucapnya.
 
Musa menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Menurutnya, semua yang memudahkan dan mempercepat pelayanan bagi masyarakat harus didukung.
 
 
 
Selama tujuannya baik dan bermanfaat pemerintah pasti mendukung. Untuk teknisnya, dia mengarahkan agar berkoordinasi langsung dengan dinas-dinas yang membidangi pelayanan publik.
 
Selain memudahkan dan mempercepat proses pelayanan, Musa menilai pembayaran digital merupakan opsi transaksi yang perlu dipertimbangkan untuk mulai ditingkatkan penggunaannya dalam proses transaksi sehari-hari. Menurutnya pembayaran digital merupakan salah satu jenis transaksi yang memiliki rekaman jejak transaksi yang lebih transparan.
 
"Pembayaran digital umumnya terorganisir, jelas alurnya. Jejak uang yang dikirimkan jelas masuk ke siapa dari siapa. Ini mengurangi celah-celah untuk melakukan penyelewengan dalam pelayanan publik yang bisa merugikan masyarakat, artinya lebih transparan," kata Musa.
 
Dirinya menyarankan supaya dilakukan kajian lebih lanjut terkait dinas-dinas mana yang sesuai untuk menggunakan layanan dompet digital. Kemudian dilakukan sosialisasi khususnya bagi masyarakat sebelum pelayanan tersebut benar-benar terlaksana di lapangan.
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com