Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Pertumbuhan di Semester II, BTN Lakukan Penyesuaian Rencana Bisnis

Kompas.com - 19/07/2019, 17:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero) Tbk melakukan penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) guna menjaga momentum pertumbuhan di tengah prediksi Bank Dunia soal pertumbuhan ekonomi makro yang rendah.

Selain masalah ekonomi global, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, RBB ini perlu dilakukan karena perbankan dalam negeri mengalami pengetatan likuiditas.

"Penyesuain RBB perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi dan perkembangan industri perbankan cenderung mengalami pengetatan likuiditas,” ucap Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Adapun perubahan RBB tersebut meliputi pertumbuhan kredit yang diprediksi mencapai 10-12 persen hingga akhir tahun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh di level 10-12 persen, dan target aset tumbuh berkisar 8-10 persen.

Selain itu, rasio kecukupan modal dan rasio kredit macet tetap menyesuaikan dengan aturan regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) targetnya bertahan di kisaran 17-19 persen, rasio Non Performing Loan (NPL) dijaga di angka kurang dari 2,5 persen, dan rasio NIM terjaga di angka 3,9 - 4,1 persen.

“Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada pengembang maupun ke investor properti,” kata Maryono.

Laba pun diprediksi akan berada di rentang Rp 2,6 triliun sampai Rp 3 triliun, naik 8-10 persen dibanding tahun 2018.

"Sementara dari sisi likuiditas, kita membuat program yang meningkatkan DPK ritel. Dalam 3 bulan saja DPK ritel meningkat kurang lebih Rp 1,2 triliun. Kita juga akan meningkatkan produktifitas cabang, dan melakukan aksi korporasi dengan menerbitkan obligasi lebih awal," ujar Maryono.

Tak sampai di situ, sejumlah strategi juga dijalankan untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit.

Untuk pendanaan, Bank BTN melakukan kombinasi antara dana dari wholesale funding seperti penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

BTN optimistis dapat mengejar pertumbuhan kredit pada paruh kedua tahun ini. Terlebih, penyaluran kredit per Juni 2019 sudah sejalan dengan rencana perseroan. Adapun segmen kredit yang digenjot adalah KPR non subsidi, kredit komersil dan  kredit konstruksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com