Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tandatangani HOA, PGN dan TPPI Resmi Jalin Kerja Sama

Kompas.com - 09/08/2019, 16:52 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) resmi memulai kerja sama saling menguntungkan melalui penandatanganan Pokok-Pokok Kerja Sama atau Heads of Agreement (HOA).

Adapun lingkup kerja sama HOA meliputi penyaluran jual beli gas bumi guna memenuhi kebutuhan energi gas bumi milik TPPI yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur. 

HOA ini pun menjadi dasar pelaksanaan bagi penyusunan perjanjian jual beli gas dengan waktu yang akan disepakati oleh kedua pihak.

 

"HOA ini intinya akan memayungi kerja sama yang saling menguntungkan di antara PGN dengan TPPI yang tergabung dalam Pertamina Group," tegas Direktur Utama PGN Gigih Prakoso seperti dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: PGN dan PHRI Sepakat Kerja Sama Pemanfaatan Energi Gas

Gigih sendiri mengatakan itu usai menandatangani HOA bersama Direktur TPPI Yulian Dekri di Kantor Pusat PGN, Jakarta, Jumat (09/08/2019). 

Sementara itu, TPPI merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang usaha energi dan petrokimia yang bisa mengolah bahan baku.

"Kerja sama dengan industri petrokimia ini memiliki prospek yang cerah di Indonesia dengan kemampuan serta keunggulan pengalaman, pemainnya antara lain TPPI untuk provinsi Jawa Timur," ungkap Yulian.

Kedua entitas berkomitmen untuk membangun kemitraan strategis, dengan memanfaatkan kompetensi masing-masing. Terlebih lagi, kerja sama ini akan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan perekonomian nasional.

Melalui kerja sama pemanfaatan gas bumi ini, PGN diharapkan mampu membuktikan dan memberikan dampak nyata terhadap akses energi gas bumi ke seluruh masyarakat.

Industri petrokimia 

Perlu diketahui, saat ini, industri petrokimia merupakan salah satu dari 5 segmen besar industri yang menggunakan kebutuhan gas bumi. Sektor kimia pun mengambil porsi 15 persen dari proporsi segmen industri.

Hingga kini, PGN sudah melayani 320 pelanggan petrokimia dengan volume 127 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD). 

PGN yang sekarang menjalankan perannya sebagai sub holding gas merupakan badan usaha distribusi dan transmisi gas bumi yang mengelola mayoritas infrastruktur transmisi gas di seluruh Indonesia.

Sebagai sub holding gas, saat ini PGN mengelola sekitar kurang lebih 3 miliar kaki kubik perhari atau billion cubic feet per day (BCFD). Angka ini setara dengan 98 persen pangsa pasar bisnis transmisi gas.

Baca juga: Hadapi Tantangan Energi, PGN Siap Kelola Rantai Bisnis Midstream dan Downstream

Tak cuma itu, PGN juga menguasai dan mengoperasikan 96 persen dari total infrastruktur gas di Indonesia.

“Sudah menjadi komitmen PGN untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi utamanya untuk pemenuhan kebutuhan di berbagai sektor di dalam negeri," ungkapnya.

Seiring dengan kemampuan tersebut, PGN berencana meningkatkan layanan gas bagi sektor kelistrikan, industri, transportasi, maupun rumah tangga.

Berbagai keunggulan layanan ditawarkan, seperti pasokan yang stabil dan berkesinambungan serta lebih ramah lingkungan.

Selain itu, portofolio produk dan layanan PGN juga dimiliki dalam keluarga besar holding Migas dan fokus kepada layanan pelanggan ke seluruh masyarakat Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com