Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengeboran Relief Well di Sumur YYA-1 Capai 1.464 Meter

Kompas.com - 12/08/2019, 19:21 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina Hulu Energi terus mengintensifkan pengeboran relief well pada sumur YYA-1 untuk menutup semburan minyak.

VP Relation PHE ONWJ Ifki Sukarya, mengatakan, hingga saat ini pengeboran telah mencapai kedalaman 1.464 meter atau lebih dari 4.000 feet dari target 2.765 meter atau sekitar 9.000 feet.

Pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW yang berfungsi menutup sumur telah dilakukan sejak 1 Agustus lalu.

"Pengeboran relief well alias sumur baru (YYA-1RW) untuk menginjeksikan fluida berupa lumpur berat agar sumur YYA-1 bisa ditutup permanen," kata Ifki dalam keterangannya, Senin (12/8/2019).

Ifki menerangkan, kini pengeboran relief well dilakukan dengan melakukan pemasangan casing dengan diameter 17-1/2. Pihaknya berhasil mempercepat tajak pengeboran Relief Well YYA-1RW sebagai upaya menghentikan gelembung gas setelah melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan rig.

"Rig ini berdiri sekitar 1 kilometer dari anjungan YY, tempat sumur YYA-1 berada. Pengeboran sumur telah dimulai jam 14.00 WIB pada Kamis atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula," ujarnya.

Dia menambahkan, sebelumnya Rig Jack Up Soehanah sudah berada di sekitar lokasi relief well YYA-1RW. Mobilisasi rig ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya survei geohazard dan geotechnical, sehingga tidak ada waktu tunggu.

Kemudia proses pre load bisa langsung dilakukan ketika Marine Survey Waranty diperoleh.

"Sementara itu beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan secara simultan, sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal," imbuhnya.

PHE ONWJ juga menggandeng perusahaan di bidang well control yang telah terbukti sukses menangani hal yang sama, peristiwa di Teluk Meksiko. Kendati permasalahan yang terjadi di PHE ONWJ relatif berskala yang jauh lebih kecil.

"Kami menggandeng perusahaan lain yang berpengalaman untuk membantu dan melakukan kajian bersama terkait penanganan situasi seperti ini," sebutnya.

PHE ONWJ juga berupaya menahan tumpahan minyak agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis. Mulai mengejar, melokalisir, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan.

Munculnya gelembung gas di sekitar anjungan YY yang dioperasikan PHE ONWJ berawal pada Jumat dini hari, 12 Juli 2019. Hingga akhirnya terus membesar dan meluas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com