Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Baru INKA di Banyuwangi Fokus Garap Kereta Ekspor

Kompas.com - 19/08/2019, 15:22 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA Budi Noviantoro mengatakan, pembangunan pabrik baru di Desa Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, terus dikebut.

Pabrik ini akan difokuskan untuk produksi kereta untuk pasar ekspor.

"Kita memang memfokuskan di sana untuk produksi ekspor, karena dekat pelabuhan," kata Budi dalam diskusi "Ngopi BUMN" di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/8/2019).

Budi mengungkapkan, dengan adanya pabrik baru itu akan dapat menambahkan produksi dan kapasitas ekspor kereta PT INKA. Apalagi, jika sudah berproduksi secara normal, pabrik itu bisa menghasilkan tiga sampai empat gerbong per hari.

"Kalau sekarang kira-kira (produksi) di Madiun itu 1,5 (unit) kereta per harinya. Kalau di sana (Banyuwangi) itu pinginnya tiga sampai empat kereta, kapasitasnya kalau semua sudah beroperasi," tuturnya.

Baca juga: Pabrik Kereta Milik INKA di Banyuwangi Rampung Tahun Depan

Dia menuturkan, hingga kini progres pembangunan pabrik baru di Bayuwangi sudah mencapai 25 persen dan ditargetkan rampung tahun ini. Sehingga, diharapkan pabrim ini bisa menambah jumlah produksi kereta baik untuk ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.

Salah satu gerbong kereta api pesanan negara Banglades buatan PT INKAKontributor Madiun, Muhlis Al Alawi Salah satu gerbong kereta api pesanan negara Banglades buatan PT INKA

Dikatakannya, pabrik kereta milik INKA di Madiun akan fokus memproduksi kereta untuk dalam negeri. Pabrik tersebut merupakan area manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara.

"Betul, di Inka yang di Madiun (luasnya) hanya 20 hektare. Sekarang di sana sudah enggak cukup kapasitasnya," imbuhnya.

Proses pembangunan pabrik baru miliki INKA yang berorientasi ekspor ini sudah dilakukan sejak November tahun lalu. Manajemen INKA mengatakan pihaknya membutuhkan sekitar 5.000 tenaga kerja dan akan diutamakan dari masyarakat sekitar.

Baca juga: 2 KA Buatan INKA Mejeng di Website Philippine National Railways

PT T INKA (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara.

Kereta yang diproduksi telah diekspor ke berbagai negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com