Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kota Paling Layak Huni di Kawasan Asia-Australia, Mana Saja?

Kompas.com - 04/09/2019, 14:31 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - The Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja merilis laporan  bertajukGlobal Liveability Report 2019 yang mengukur kelayakan huni 140 kota di dunia.

Mengutip laporan EIU, Rabu (4/9/2019), secara regional, dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa sebaran kelayakan huni di kawasan Asia-Australia cenderung tak konsisten karena kondisi di setiap negara kawasan tersebut sangat beragam.

Dengan skor rata-rata 73,1 dari 100, kota-kota di kawasan Asia dan Australia masuk di dalam daftar baik 10 terlayak huni hingga 10 kota paling tidak layak huni.

Sebagai contoh, Melbourne yang terletak di Australia menjadi kota paling layak huni di dunia selama tujuh tahun berturut-trut sejak 2011, sementara Dhaka yang terletak di Bangladesh selalu berada di posisi terendah indeks kelayakan huni.

Baca juga: Vienna Jadi Kota Paling Layak Huni di Dunia, Berikut Daftar 10 Kota Lainnya

Sebanyak 37 kota di Asia dan Autsralia masuk di dalam daftar indeks tersebut, degan lima kota masuk dalam daftar paling layak huni dan enam kota lainnya masuk dalam daftar 20 kota paling tidak layak huni di dunia.

Setidaknya 14 kota di Asia dan Australia mendapatkan nilai paling tinggi sebagai kota layak huni, dipimpin oleh Melbourne dan Sydney yang menduduki posisi kedua dan ketiga dalam indeks dunia, dengan Adelaide di posisi ke-10.

Sementara dua kota di Jepang, Osaka dan Tokyo juga berada dalam daftar 10 terlayak huni, dilatarbelakangi rendahnya tingkat kejahatan juga kualitas layanan kesehatan dan pendidikan yang sangat baik.

"Sementara kawasan regional seperti Hongkong (posisi 38 dunia dengan skor 91,30 dan Singapura (posisi 40 dunia dengan skor 91,2) juga memiliki kinerja perkotaan yang baik, tercermin sebagai lokasi aktivitas bisnis global yang didukung dengan infrastruktur berkualitas tinggi dan budaya yang begitu kaya serta kegiatan rekreasi," jelas EIU dalam laporannya.

Baca juga: Ini 10 Kota Termahal dan Termurah di Dunia untuk Ekspatriat

Adapun China dalam masa kepemimpinan Presiden Xi Jinping menikmati kondisi politik dan sosial yang relatif stabil, meski terdapat kampanya anti korupsi yang kian aktif terjadi.

Dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada perubahan yang berarti dalam oenilaian kualitas hidup di kawasan China, baik dari segi stabilitas, pendidikan dan dari segi pelayanan kesehatan.

Sementara New Delhi, India turun hingga enam peringkat lantaran kualitas udara yang kian buruk. Bahkan, kualitas udara di kota tersebut masuk dalam kategori terburuk di dunia.

Adapun Dhaka, Bangladesh tetap menempati posisi sebagai kota dengan peringkat ketiga terendah dalam indeks dan yang terburuk di kawasan Asia, disusul oleh Port Moresby, Papua Nugini (di posisi 135 dengan skor 41) dan Karachi, Pakistan (di posisi 136 dengan skor 40,9).

Berikut daftar 10 Negara dengan tingkat layak huni di kawasan Asia-Australia.

  1. Melbourne, Australia
  2. Sydney, Australia
  3. Osaka, Jepang
  4. Tokyo, Jepang
  5. Adelaide, Australia
  6. Auckland, Selandia Baru
  7. Perth, Australia
  8. Brisbane, Australia
  9. Wellington, Selandia Baru
  10. Hong Kong, Hong Kong
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com