Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Millenial Susah Dapat KPR, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 18/10/2019, 12:50 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Aviliani mengatakan, salah satu penyebab generasi milenial sulit mendapat persetujuan kredit pemilikan rumah (KPR) lantaran banyak dari mereka yang bekerja di sektor informal.

Dengan demikian, mereka tidak memiliki surat keterangan (SK) gaji yang menjadi salah satu syarat untuk bisa mendapat kucuran KPR.

Padahal, pasar milenial cukup besar dan bisa menjadi ceruk untuk perbankan mengucurkan penyaluran KPR.

"Anak milenial itu kecenderungannya itu tidak mau menjadi sektor formal, bahkan mereka menjadi sektor informal," ujar dia di Jakarta, Kamis (18/10/2019).

Baca juga: Tips Memiliki Rumah Pertama Tanpa KPR Menurut Perencana Keuangan

Sehingga menurut dia, pihak perbankan pun perlu untuk menyesuaikan berbagai syarat KPR tersebut dengan menyesuaikan melalui besaran jumlah dana di rekening nasabah sekaligus rata-rata penghasilan nasabah yang bersangkutan.

"Maka tidak bsia lagi tidak relevan dengan SK gaji tapi bagaimana tanggungjawab mereka melalui rekening bank jadi berapa rata rata penghasilannya," lanjut dia.

Aviliani menilai, perbankan dengan perusahaan penyedia jasa keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech) bisa berkolaborasi untuk menyalurkan pembiayaan dengan sumber pendanaan dari bank dan penyaluran melalui fintech.

Langkah tersebut perlu dilakukan untuk menyiasati persyaratan gaji yang diwajibkan oleh bank. Pasalnya, fintech memiliki sistem kredit scoring, tanpa perlu persyaratan gaji.

Baca juga: Berapa Harga Rumah yang Cocok untuk Kantong Milenial?

Tak hanya soal persyaratan, produk-produk KPR perbankan juga harus mulai bergeser.

Pasalnya, meski tingkat keinginan untuk pemilikan rumah millenial masih tinggi, namun tipe rumah yang mereka inginkan bukan lagi rumah-rumah besar.

Dia menilai, harga rumah di kisaran ratusan juta hingga Rp 1 miliar merupakan kisaran harga yang paling tepat untuk pasar milenial.

Rumah-rumah yang diminati generasi ini biasanya adalah rumah yang minimalis, dan dekat dengan akses transportasi umum.

"Biasanya milenial mereka suka yang dekat stasiun, jadi perumahan harus mengikuti karena kalau tidak, ada yang laku ada yang tidak laku nanti," ujar dia.

"Jadi sebaiknya seperti yang milenial inginkan, sesuaikan dengan yang mereka mau, misalnya (tipe rumahnya) yang high rise ketimbang landed. Jadi harus disesuaikan," jelas Aviliani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com