JAKARTA, KOMPAS.com - Dari total komitmen investasi sebesar Rp 708 triliun yang masuk di tahun 2019 ini, Rp 300 triliun di antaranya adalah cikal bakal investasi untuk PT Pertamina (Persero) yang tak kunjung terealisasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dari Rp 708 triliun komitmen investasi, sudah ada Rp 129 triliun yang terealisasi. Sedangkan nilai investasi yang tak kunjung kelar saat ini Rp 579 triliun.
Dari angka itu sebut Bahlil, nilai komitmen investasi PT Pertamina paling banyak terhambat karena masalah perizinan yang berbelit.
"Sekarang persoalan Pertamina hampir 300 triliun. Ini sudah lama, Pak Presiden Jokowi komplain impor ini enak uangnya cepat," kata Bahlil saat Media Gathering di Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Baca juga: Kalahkan Vietnam, Apa Saja Jurus Bahlil Lahadalia?
Komitmen investasi Pertamina sangat dinanti-nanti oleh Presiden Jokowi, sebab kata Bahlil nilai tersebut dapat membantu kinerja Pertamina untuk meningkatkan produktivitas minyak dan gas (migas).
Dus, harapannya impor migas turun, sehingga defisit migas yang masih membengkak akan terminimalisasi.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) total impor migas November 2019 mencapai 2,13 miliar dollar AS atau naik 21,6 persen dibanding bulan sebelumnya. Secara volume impor migas naik sebesar 22,36 persen atau setara 748.900 ton.
Baca juga: Saatnya Evaluasi Investasi di Akhir Tahun, Ini Alasannya