Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Kredit BNI Hanya 8,6 Persen di 2019

Kompas.com - 22/01/2020, 19:34 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (KOMPAS100: BBNI) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy), yaitu dari Rp 512,78 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 556,77 triliun pada akhir 2019.

Namun demikian di tahun sebelumnya, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit mencapai 16,2 persen.

Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan pertumbuhan kredit tersebut masih berada di atas pertumbuhan kredit industri yaitu sebesar 6,5 persen hingga Oktober 2019.

"Di tengah kondisi perekonomian yang menantang, mesin bisnis BNI masih tetap tangguh di sepanjang tahun 2019," ujar Ario ketika memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Baca juga: BNI Raup Laba Bersih Rp 15,38 Triliun di Akhir 2019

Dengan pertumbuhan kredit tersebut, BNI mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar Rp 36,6 triliun pada akhir tahun 2019 atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 35,45 triliun.

Pertumbuhan NII tersebut mampu menjaga RoE pada posisi 14 persen di akhir tahun 2019. 

Kredit BNI tersebut tersalurkan ke segmen kredit kecil yang pada Desember 2019 tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 75,4 triliun dari sebelumnya Rp 66,06 triliun pada Desember 2018.

Pertumbuhan yang menonjol terjadi pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang meningkat dari Rp 16 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 17,7 triliun pada akhir tahun 2019.

Baca juga: Tahun Depan, BNI Targetkan Pertumbuhan Laba yang Agresif

"Guna mendukung ekspansi pada kredit kecil, BNI meningkatkan jumlah outlet yang diberikan kewenangan untuk dapat menyalurkan kredit kecil. Sebelumnya pada tahun 2017, jumlah outlet yang dapat menyalurkan kredit kecil hanya 197 outlet, kini telah mencapai 289 outlet di seluruh Indonesia," ujar Ario.

BNI juga mencatat penyaluran kredit yang tumbuh ke segmen kredit konsumer, yaitu sebesar 7,7 persen (yoy) di atas tahun 2018 menjadi Rp 85,87 triliun. Kredit tanpa agunan masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan kredit konsumer BNI, yaitu tumbuh 11,7 persen (yoy) menjadi Rp 2,7 triliun.

BNI juga fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah atau BNI Griya karena komposisi kredit ini terhadap total Kredit Konsumer mencapai 51,4 persen atau mencapai Rp 44 triliun.

BNI Griya tumbuh 8,3 persen (yoy) berkat berbagai perbaikan yang telah dilakukan antara lain ekspansi pada kaum milenial selaras dengan program pemerintah.

Baca juga: Pertumbuhan Kredit Bank pada 2019 Seret, Hanya 6,08 Persen

Kredit BNI juga tersalurkan ke segmen kredit korporasi yang tumbuh 9,8 persen yoy. Kredit korporasi terutama disalurkan ke sektor usaha manufaktur, serta listrik, gas, dan air.

"Pinjaman infrastruktur masih menjadi salah satu prioritas dalam menumbuhkan pinjaman segmen bisnis korporasi ini, salah satunya adalah proyek jalan tol. Pembiayaan jalan tol yang dilakukan BNI difokuskan pada ruas-ruas tol dengan tingkat LHR yang tinggi, yaitu terutama ruas-ruas tol di Pulau Jawa," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com