Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Tak Selesai 2 Bulan, Investasi dari China Bakal Terganggu

Kompas.com - 29/01/2020, 16:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku akan ada tren penurunan investasi asing dari China bila penanganan virus corona belum selesai selama 2 bulan.

Sebab, fokus China beralih dari investasi ke pembasmian virus corona di negaranya.

"Dalam jangka panjang kita belum bisa lakukan prediksi. Kita tunggu, lah. Kalau sampai dengan 2 bulan enggak selesai saya bisa memastikan pertumbuhannya realiasasi investasi dari China akan menurun karena pasti mereka enggak akan produktif," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Baca juga: Virus Corona Merebak, Perusahaan Global Batasi Perjalanan Bisnis ke China

Bahlil mengaku, BKPM akan kembali menghitung penyusutan realisasi investasi China di beberapa sektor jika nantinya virus corona berdampak pada investasi.

"Kita tetap hitung lagi kalau sampai 2 bulan enggak selesai. Akan hitung angka potensi gagal per sektor dan di mana saja," ungkap Bahlil.

Namun saat ini, pihaknya mengaku belum melihat dampat negatif dari penyebaran virus corona terhadap realisasi investasi dari China.

Bahkan, Bahlil bilang, bila pemerintah mampu menyelesaikan wabah virus dalam kurun waktu 2 minggu dari sekarang, investasi China tetap akan berjalan normal.

"Kalau dua minggu ini bisa mereka clear-kan saya pikir tidak ada masalah karena investasi mereka itu sudah jalan, kecuali investasi baru yang bisa di-pending. Tapi kalau sudah konstruksi itu enggak akan mungkin berhenti," terang Bahlil.

Baca juga: Virus Corona, Bea Cukai Buka Kemungkinan Batasi Impor dari China

Sebagai informasi, China merupakan salah satu negara dengan investasi terbanyak di RI.

Berdasarkan data BKPM, China menempati posisi pertama dalam realisasi investasi kuartal IV 2019, dengan nilai investasi 1,4 miliar dollar AS atau meningkat 20,4 persen dibanding kuartal IV 2018.

Kemudian diikuti oleh Hong Kong senilai 1,1 miliar dollar AS (16,3 persen), Singapura 1,1 miliar dollar AS (16,1 persen), Jepang 1,1 miliar dollar AS (15,3 persen), dan Belanda 0,5 miliar dollar AS (7,1 persen).  

Sepanjang 2019, China berada di peringkat 2 PMA setelah Singapura dengan realisasi mencapai 4,7 miliar dollar AS atau naik 16,8 persen.

China mampu menggeser Jepang ke posisi ketiga, dengan nilai investasi 4,3 miliar dollar AS (15,3 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com