Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Ayam Geprek Keluhkan Harga Cabai Rawit yang Melambung

Kompas.com - 05/02/2020, 10:10 WIB
Muhammad Idris,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki Februari 2020, harga cabai belum juga turun. Harga bahan baku utama sambal ini meroket hingga sempat menembus di atas Rp 100.000 per kg atau sudah setara dengan harga daging sapi.

Melambungnyan harga cabai ini sangat dikeluhkan para pengusahan kuliner. Pedagang ayam geprek jadi salah satu yang paling terdampak dari meroketnya harga cabai.

Purwadi, pemilik usaha Ayam Geprek Everest, mengaku kenaikan harga cabai rawit merah membuat usahanya cukup tertekan. Ini mengingat kebutuhan cabai rawit sangat banyak untuk pembuatan sambal geprek. Mengurangi porsi sambal dari rawit untuk pelanggannya juga bukan pilihan. 

"Lumayan banget terasa kalau harga cabai rawit mahal. Sehari kan butuh sampai 10 kg rawit," kata Purwadi yang saat ini memiliki 3 outlet restoran ayam geprek di Jakarta dan Depok ini kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2020).

Dikatakannya, harga rawit mencapai Rp 90.000/kg. Itu pun harus dibelinya di pasar induk. Jika berbelanja di pasar tradisional di dekat rumah, harganya tentu lebih mahal.

Baca juga: Cabai Rawit di Jakarta Kini Tembus Rp 110.000/Kg, Semahal Daging Sapi

"Yang biasa beli istri, bilangnya cabai rawit Rp 90.000/kg langsung ke (pasar) induk. Kalau beli di pasar kecil selisihnya lebih mahal Rp 5.000-10.000/kg," ujar Purwadi.

Pengusaha kuliner ayam geprek lainnya, Eko, menuturkan hal yang sama. Kata dia, harga cabai rawit saat normal di kisaran Rp 40.000/kg. Saat ini harganya sudah melonjak dua kali lipat lebih.

"Kalau di Tangerang masih sekitar Rp 80.000/kg, kita pinter-pinter akalinnya. Biasanya pelanggan juga mengerti, kalau pas cabai mahal nggak minta nambah sambal," ucap pemilik usaha ayam geprek Juragan Kremezz di Pasar Bengkok, Tangerang ini.

Dilihat Kompas.com dari Infopangan, situs informasi harga pangan milik Pemprov DKI Jakarta, menunjukan harga cabai rawit merah di Jakarta rata-rata sudah menembus Rp 110.556 per kg per Selasa (4/2/2020).

Harga terendah cabai rawit terjadi di Pasar Klender seharga Rp 75.000/kg. Setali tiga uang, di pasar lainnya harga cabai rawit merah juga belum menunjukan ada penurunan.

Baca juga: Harga Cabai Naik, Mentan Salahkan Cuaca

Seperti di Pasar Jembatan Merah harga cabai rawit merah dibanderol Rp 100.000/kg, Pasar Minggu Rp 90.000/kg, Pasar Senen Blok III-IV seharga Rp 85.000/kg.

Tak hanya rawit, masih dari situs Infopangan Pemprov DKI Jakarta, harga rata-rata cabai jenis lain juga masih melambung. Misalnya harga cabai merah keriting yang saat ini rata-rata harganya Rp 70.179/kg, lalu ada cabai merah besar seharga Rp 87.837/kg.

Di pasar-pasar Jakarta, hanya cabai rawit hijau yang harga harganya masih terkendali. Cabai yang rasanya tak terlalu pedas ini masih dijual di harga Rp 42.297/kg.

Penyebab mahal

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengungkapkan, meroketnya harga cabai seolah sudah jadi langganan setiap pergantian musim dalam setiap tahunnya. Selain itu, masalah ini belum juga ditemukan solusi permanennya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com