Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDB China Diprediksi Turun ke 4 Persen Pada Kuartal I 2020

Kompas.com - 31/03/2020, 18:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pemeringkat Internasional, Fitch Ratings memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) China turun pada angka 4 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2020.

Tim ekonomi Fitch Ratings mengatakan, ekonomi negeri Tirai Bambu itu merupakan negara yang pertama kali terdampak akibat wabah virus corona (Covid-19), yang memaksa pemerintah harus menerapkan langkah pengendalian virus.

Tindakan pencegahan itu dilakukan mulai Akhir Januari 2020 sejak wabah virus melanda negeri pada Akhir Desember 2019. Hingga akhirnya secara bertahap pemerintah bisa rileks sejenak karena kasus virus corona pada awal Maret 2020 turun secara dramatis.

Baca juga: BI: Kinerja Investasi RI Menurun karena Tertahannya TKA Dari China

"Karena itu, kami sekarang memiliki sejumlah titik data ekonomi makro bulanan yang mencakup periode penguncian. Data ini dapat membantu menjelaskan bagaimana penguncian di negara lain dapat memengaruhi aktivitas ekonomi," tulis Fitch Ratings yang dikutip Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

Pukulan dari wabah corona terhadap ekonomi bisa dibilang sangat akut. Data bulan Januari-Februari Fitch Ratings menunjukkan, ekonomi telah mengalami kontraksi paling tajam sejak era Revolusi Kebudayaan.

Output industri turun sebesar 13,5 persen pada Januari-Februari dibanding tahun lalu, penjualan ritel turun 21 persen, dan investasi aset tetap turun 24,5 persen.

PDB, yang merupakan ukuran paling komprehensif dari kegiatan ekonomi, untuk kuartal I 2020 akan diterbitkan pada 17 April mendatang.

Pengembangan model statistik

Sementara itu, Fitch telah mengembangkan model perkiraan statistik pertumbuhan PDB triwulanan, menggunakan "Pelacak Aktivitas" (Activity Tracker/AT).

"AT kami dibangun menggunakan 15 seri bulanan tepat waktu. Pertumbuhan kredit dan survei bisnis PMI juga dimasukkan ke dalam analisis," ujar Fitch Ratings.

Pihaknya menggunakan metode statistik yang disebut "analisis komponen utama" untuk merangkum isi informasi dari set variabel bulanan.

"Metode ini memungkinkan kami untuk mengekstrak satu seri tunggal, yang merupakan indeks tertimbang dari 15 seri kami. AT kemudian ditransformasikan ke dalam istilah yang setara dengan PDB dengan mengandalkan hubungan jangka panjang antara PDB dan AT," tulis Fitch Ratings.

Ukuran itu pula yang membuat Fitch Ratings memperhitungkan tren penurunan sekuler dalam pertumbuhan PDB China.

Melalui metode itu, grafik pada bulan ini menunjukkan AT mereplikasi statistik PDB resmi yang cukup baik, meskipun yang terakhir menunjukkan volatilitas yang lebih rendah.

Misalnya, AT menunjukkan pertumbuhan telah melambat lebih tiba-tiba pada 2018-2019 daripada yang ditunjukkan oleh ukuran PDB resmi.

Data frekuensi tinggi mengisyaratkan beberapa kerusakan pertumbuhan dari ketegangan perdagangan baru dengan AS. Menurut AT, PDB China mungkin jatuh 4 persen secara tahunan di kuartal I 2020. Penurunan itu termasuk tajam dari kuartal sebelumnya sebesar 6 persen.

"Penurunan 4 persen secara tahunan akan menyiratkan PDB turun 8 persen dalam kuartal-ke-kuartal, lebih jauh mendasari gangguan material terhadap aktivitas yang disebabkan oleh lockdown," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com