Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menguat Tajam Ke Level Rp 15.630

Kompas.com - 13/04/2020, 17:15 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot Senin (13/4/2020) menguat tajam.

Mengutip data Bloomberg rupiah ditutup berada pada level Rp 15.630 per dollar AS atau menguat 250 poin (1,57 persen) dibandingkan penutupan Kamis pada level Rp 15.880 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah hari ini terdorong oleh rencana Bank Indonesia (BI) menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral AS, The Fed yang direspon positif oleh pasar.

“Bank Sentral AS nantinya akan menyiapkan stok dolar hingga 60 miliar dollar AS jika BI membutuhkan,” kata Ibrahim.

Baca juga: Siang Ini, IHSG Betah di Zona Merah, Rupiah Justru Menguat

Selanjutnya, Bank Indonesia diproyeksikan akan menurunkan suku bunganya, hal ini melihat pergerakan rupiah yang kian stabil.

“Pengumunan suku bunga besok, bisa menjadi penggerak pasar keuangan dalam negeri. Penguatan rupiah cukup tajam pekan lalu, membuka peluang BI untuk kembali menurunkan suku bunga, dan disambut positif oleh pelaku pasar,” tambahnya.

Selanjutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan melaporkan data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Maret 2020. Rilis data ini akan menunjukkan seberapa besar dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia.

Sementara itu dari sisi ekternal, pasar merespon stimulus yang diumumkan bank sentral AS (The Fed) pada Kamis lalu berupa pinjaman lunak ke dunia usaha senilai 2,3 triliun dollar AS.

Program yang diberi nama main street tersebut akan diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang.

Selain The Fed, Uni Eropa juga mengucurkan stimulus senilai 500 miliar euro guna membantu perekonomian negara-negara anggota zona eropa yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Di sisi lain, penguatan rupiah juga terdorong oleh turunnya harga minyak mentah dunia. Ini terjadi usai dua negara anggota OPEC, Saudi Arabia dan Rusia sepakat menurunkan quota produksi sebesar 9,7 juta barel per hari.

Kesepakatan dua negara yang berseberangan ini dijembatani oleh Presiden AS Donald Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com