Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Peserta Kartu Prakerja Belum Dapat Insentif, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/05/2020, 06:36 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Pelaksana (Project Management Office/PMO) program Kartu Prakerja mengakui adanya keterbatasan sumber daya dalam prosoes verifikasi data untuk mencairkan dana insentif pasca-pelatihan peserta Kartu Prakerja.

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan, saat ini terjadi bakclog atau tumpukan peserta gelombang I dan II yang belum dibayarkan insentif pasca-pelatihannya.

Sebab, proses verifikasi dari platform mitra digital kepada PMO dan pembayaran insentif masih dilakukan secara manual.

"Untuk verifikasi belum otomatis. Itu butuh beberapa hari untuk menyelesaikan, kemudian setelah itu dipadankan, maka kemudian pembayaran insentif dilakukan," ujar Panji ketika memberikan keterangan dalam video conference, Senin (12/5/2020).

"Ini (pembayaran insentif) juga masih manual dan butuh beberapa hari kerja untuk melakukan ini," jelas dia.

Baca juga: Agar Insentif Kartu Prakerja Cair, NIK di Akun dan Rekening e-Wallet Harus Sama

Sebagi informasi, dari 456.256 orang peserta yang sudah lolos gelombang I dan II Kartu Prakerja, baru 51.255 peserta yang sudah mendapatkan insentif pasca-pelatihan bulan pertama sebesar Rp 600.000.

Pasalnya, dari jumlah tersebut, baru 219.489 peserta yang sudah menyelesaikan 1 pelatihan untuk menjadi syarat dicairkannnya uang insentif.

Selain itu, baru 132.509 peserta yang telah melakukan registrasi akun e-wallet atau rekening bank di mitra pembayaran atau melalui situs Kartu Prakerja.

"Dari beberapa hari yang lalu postingan di akun instagram Kartu Prakerja sudah mengingatkan agar peserta segera melakukan verifikasi akun e-wallet kalau menggunakan e-wallet. Kalau untuk rekening bank, BNI sudah melakukan QYC sesuai dengan aturan BI (Bank Indonesia)," kata Panji.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com