Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah di Akhir Pekan Ditutup Melemah, Berikut Pergerakan Dalam 6 Bulan Terakhir

Kompas.com - 12/06/2020, 17:22 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg Jumat (12/6/2020) rupiah ditutup pada level Rp 14.133 per dollar AS atau turun 113 poin sebesar 0,81 persen dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.020 per dollar AS.

Sejak 6 bulan terakhir rupiah mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif. Pada Desember 2019, rupiah berada pada level Rp 14.000 an dan menguat dibawah level Rp 14.000 an pada awal tahun ini.

Baca juga: BI: Pelemahan Rupiah Hanya Sementara, Masih Undervalued

Pada bulan Februari 2020, rupiah mulai terpuruk seiring munculnya wabah Covid-19 yang menggemparkan dunia. China sebagai negara pertama yang mengalami masalah pandemic Covid-19, mau tidak mau berimbas pada beberapa sektor domestik.

Tepat di bulan Maret 2020, rupiah mengalami masa terburuknya selama 6 bulan terakhir. Menyentuh level 16.000 per dollar AS, rupiah kala itu resmi menjadi mata uang paling lemah di Asia, dan memasuki level terendah sejak krisis tahun 1998.

Namun demikian, seiring dengan bauran kebijakan pemerintah dalam menggelontorkan stimulus ke pasar keuangan, dan juga mengeluarkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat terdampak Covid-19, membuat sentimen positif pada pasar keuangan dimana posisi rupiah berangsur-angsur membaik.

Baca juga: Bos BI "Pede" Indonesia Bisa Lolos dari Resesi Ekonomi

Pada April 2020, rupiah mulai menguat pada level Rp 15.000 per dollar AS dan beberapa hari lalu rupiah bahkan sempat menyentuh angka Rp 13.900 per dollar AS. Hal ini terdorong karena sentimen positif masa transisi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menuju masa new normal.

Namun demikian, sejumlah analis menilai pembukaan ekonomi tetap harus dilakukan agar ekonomi bertumbuh dan mengurangi jumlah pengangguran di tanah air.

Hanya saja pasar masih khawatir mengenai second wave atau gelombang kedua Covid-19 yang berpotensi munculnya pembatasan kegiatan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com