Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit APBN 2021 Diperkecil, Utang Bakal Meningkat

Kompas.com - 02/10/2020, 18:52 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memperkecil rasio defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menjadi 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 1.006,37 triliun.

Jika dibandingkan dengan tahun ini, target defisit tersebit lebih rendah. Pasalnya pemerintah mematok target defisit tahun ini sebesar 6,34 persen dari PDB.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan, upaya pemerintah menekan defisit anggaran tersebut bukan berarti tanpa risiko.

 

Baca juga: DPR Sahkan UU APBN 2021, Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 5 Persen

Dengan defisit yang ditekan, artinya jumlah utang pemerintah bakal meningkat. Sebab, jumlah belanja tahun depan masih cukup besar, sementara di sisi lain kondisi penerimaan negara juga masih dalam tekanan.

"Risikonya (penurunan defisit) bukan tidak ada. Risikonya, karena primary balance negatif dalam, dan biasanya kita tidak dalam, 2015 sampai 2019 primary defisit sudah menuju 0. Tapi Covid-19 kita harus siap seperti ini," jelas Febrio ketika memberi penjelasan dalam briefing media, Jumat (2/10/2020).

Pada tahun 2021 mendatang, pemerintah menargetkan rasio utang sebesar 41,09 persen terhadap PDB. Nilai tersebut meningkat dibanding tahun ini yang dipatok sebesar 37,6 persen dari PDB. Adapun pembiayaan utang ditargetkan sebesar Rp 1.177,35 triliun.

Pada Agustus ini, total utang pemerintah pusat sudah mencapai Rp 5.594,93 triliun. Angka tersebut mningkat 19,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Posisi rasio utang tersebut secara keseluruhan sudah mencapai 34,53 persen dari PDB.

Baca juga: Kata Peneliti Senior Indef, Rancangan APBN 2021 Tak Kokoh

Untuk mengantisipasi hal itu, Febrio mengatakan pemerintah akan melakukan upaya lain untuk menjaga kinerja perekonomian. Salah satunya dengan meningkatkan investasi.

Menurut dia, investasi bakal menjadi salah satu mesin utama untuk mendorong perekonomian tahun depan.

"Ini bagian dari refrom yang harus dilanjutkan dan 2020 sudah dibuktikan kita harus siap lagi. Perlindungan sosial lanjut, infrastruktur lanjut, ktia bertahan dalam hadapi Covid-19, tapi jangan lupa kita harus serang," jelas Febrio.

"Pertumbuhan ekonomi harus suport, apa mesinnya? Investasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com