Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Mafia BBM, Penyidik PNS BPH Migas Bakal Dibekali Senjata Api

Kompas.com - 05/10/2020, 13:16 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana membekali Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS) BPH Migas dengan senjata api.

Rencana tersebut diutarakan langsung oleh Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa, dalam kunjungannya ke PT Pindad (Persero).

Pria yang akrab disapa Ifan itu menilai, dalam rangka menghadapi mafia migas dalam distribusi BBM, pembekalan senjata api akan mampu memberikan rasa percaya diri dan keamanan bagi para penyidik.

“Kami ingin penyidik kami yang berjumlah 30 orang ini yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Lemdiklat Polri Diklat Reserse Megamendung dan telah dilantik oleh Kemenkumham dibekali senjata yang sesuai agar semakin berani dalam memberantas para mafia BBM,” tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (5/10/2020).

Baca juga: Dicecar DPR Soal Mafia Hortikultura Asal China, Ini Jawaban Kementan

Lebih lanjut Ifan melaporkan, saat ini pelanggaran dalam kegiatan hilir migas semakin meningkat, baik untuk BBM subsidi maupun non subsidi. 

Ifan pun bercerita, tim Penyidik PNS BPH Migas sempat menemui oknum penyimpangan BBM di Medan. Namun, dikarenakan oknum membawa senjata api, tim penyidik pun dipuul mundur.

“Kami ingin PPNS BPH Migas selain dilengkapi dengan senjata, juga nanti dilatih oleh Kopassus, supaya kedepan menjadi Kopassus di bidang Migas,” kata Ifan.

Beberapa jenis pelanggaran yang ditemui BPH Migas saat ini diantaranya berupa pengoplosan BBM, penyalahgunaan BBM subsidi, modifikasi tangki BBM, dan usaha illegal atau izin kadaluwarsa namun masih melakukan kegiatan usaha. 

Berdasarkan data BPH Migas sejak awal 2020 hingga Agustus terdapat 281 kasus dengan barang bukti sebanyak 1.341 KL.

Oleh karenanya, Ifan berharap dapat bekerja sama dengan Pindad dalam rangka penyediaan kelengkapan keamanan penyidik seperti senjat api.

Bukan hanya itu, Pindad juga diharapkan dapat memproduksi sarana dan prasarna pendukung untuk kegiatan usaha disektor hilir migas, seperti pembuatan ISO Tank untuk LNG, peralatan pipanisasi gas, dan juga sarana dan prasarana untuk Pertashop seperti shelter, dispenser dan tangki penyimpanan BBM yang saat ini sudah berjalan. 

“Kedepan kita ingin prioritas penggunaan produksi dalam negeri dalam kegiatan sektor hilir migas, yang saat ini masih banyak dimpor, akan kita gantikan dengan produksi dalam negeri,” ucap Ifan.

Baca juga: Mafia BBM, Benalu Terbesar Ekonomi RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com