Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Saat Resesi Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Kompas.com - 18/11/2020, 08:44 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak investor khawatir kondisi ketidakpastian ekonomi berdampak pada investasi, terutama investasi di pasar modal. Hal ini membuat banyak investor yang menyelamatkan asetnya ke investasi yang dinilai punya risiko lebih kecil.

Direktur di PT BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih mengatakan, kekhawatiran investor untuk berinvestasi di pasar modal memang suatu hal yang cukup wajar. Namun, investasi dinilai masih menarik meski ekonomi sedang mengalami resesi.

“Kekhawatiran saat ini adalah hal yang wajar, namun kita harus hati-hati. Sebagai investor, kita harus antisipasi ke depan, dan situasi seperti ini harus kita pahami karena tentunya masih ada perbaikan walaupun masih disokong pemerintah,” kata Putut dalam virtual konferensi, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Rincian Terbaru Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian

Di sisi lain, kemunculan vaksin Covid-19, serta kebijakan–kebijakan pemerintah dalam melakukan normalisasi ekonomi saat ini membawa angin segar bagi perekonomian. Kekhawatiran akan pandemi juga dinilai akan segera berlalu dan perputaran ekonomi akan pulih.

Peran investor cukup penting, karena ini nantinya akan menjadi motor bagi perputaran ekonomi. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan terjadi secara perlahan.

“Adanya investasi akan menggerakkan perekonomian, pengangguran berkurang, perusahaan bertambah. Dan kalau profit bagus, tentunya harga saham juga naik. Ini yang harus kita tanamkan sebagai investor,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, sentimen vaksin dan kemenangan Joe Biden memiliki impact pada iklim investasi ke depan. Di sisi lain, harga vaksin yang pendistribusiannya tidak murah akan membebani negara. Oleh karena itu, dia bilang stimulus di bidang kesehatan perlu lebih diperhatikan.

Baca juga: Daftar Perusahaan Digital yang Tarik Pajak 10 Persen

Di sisi lain, iklim investasi yang menarik di Indonesia tentunya mendorong banyak arus modal asing parkir di dalam negeri. Hal ini jelas berdampak pada penguatan rupiah dan kenaikan harga saham. Namun menurut Bhima, ini tidak serta merta menunjukkan perbaikan profit korporasi.

“Rupiah menguat terhadap dollar AS, dan dana asing mulai masuk lagi ke kita. Ini berdampak posiif dalam jangka pendek,” ujar Bhima.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, di tahun 2020 realisasi investasi sudah 74,8 persen atau Rp 611,6 triliun dari target Rp 817,2 triliun. Dia mengatakan, saat ini target investasi tidak hanya berfokus di Pulau Jawa saja, namun diluar Pulau Jawa.

“Kami juga harus mengawal sampai dengan tingkat produksi dan konstruksi, karena negara akan mendapatkan keuangtungan setelah investasinya berjalan,” kata dia.

Baca juga: Luhut Sindir Pejabat yang Hadiri Kerumunan di Petamburan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com