Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Rambut Susah Diatur, Akhirnya Mulai Bisnis Pomade Buatan Sendiri

Kompas.com - 25/11/2020, 21:22 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan, bisnis pomade jadi tren seiring kebutuhan pria untuk menunjang penampilan rambutnya.

Tren yang lebih dulu muncul sebenarnya barbershop. Pomade datang belakangan sebagai salah satu produk yang dipakai untuk styling rambut. 

Awalnya, pomade hanyalah bagian dari pendukung styling rambut lelaki yang biasa digunakan di barbershop. Karena peminatnya banyak, akhirnya pomade dijual khusus. Maka dari itu, hampir tiap barbershop punya etalase yang isinya pomade.

Harganya bervariasi tergantung asal pabrikan. Pomade produksi impor biasanya dihargai lebih mahal.

Namun kini, etalase barbershop di Indonesia lebih banyak diisi oleh pomade produksi lokal yang harganya lebih terjangkau. 

Melihat peluang itu, banyak anak muda yang kemudian mencicipi bisnis ini. Salah satunya, Rizky Oktodio Pranata.

Dio, begitu ia biasa disapa mempelajari produksi pomade secara otodidak. Berbekal kreativitas, ia pun mencoba untuk menjadikannya bisnis rumahan. 

Baca juga: Meningkatkan Skill Wirausaha Makanan Rumahan

Perjalanan Dio berbisnis sebetulnya tidak dilakukan dengan sengaja. Ia mengaku memang membutuhkan pomade untuk rambutnya yang sulit diatur. Sayangnya, pomade yang ada di pasaran kerap tak cocok dengan rambut miliknya.

“Setelah coba beberapa produk pomade tetapi enggak cocok, akhirnya, muncul ide untuk bikin pomade sendiri," kata Dio kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan telepon, beberapa waktu lalu.

Sejak saat itu, Dio belajar meracik pomade dari berbagai akun Youtube. Mulai dari menentukan takaran yang tepat, jenis bahan baku, hingga proses pembuatan.

Adapun proses pembuatan dan uji coba pomade, kata Dio, hanya memerlukan waktu satu minggu.

Baca juga: Dirjen Vokasi: Saatnya Ubah “Mindset” Petani Pekerja Jadi Petani Entrepreneur

Setelah sempat gagal meracik bahan pomade yang sesuai jenis rambut, ia akhirnya menemukan komposisi pomade yang cocok untuk dirinya.

Sejak itu, Dio tak pernah lagi membeli pomade. Ia pede dengan pomade racikannya. Bahkan, pomade itu menjadi benda yang wajib ada di dalam tas. Jadi ke mana pun, ia akan membawanya. 

Hingga suatu kali, rekan-rekan kerjanya memakai pomade yang ia bawa. Beberapa kali pakai, kemudian mereka bertanya apa merek pomade itu.

"Saya bilang ini produk (bikinan) sendiri," kisahnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com