Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Jangan Anti Bikin Produk Ramah Lingkungan

Kompas.com - 23/11/2020, 13:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Biaya jadi faktor paling utama yang menyebabkan Implementasi agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) berjalan lamban.

Sebab, berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), investasi untuk 17 tujuan SDGs membutuhkan biaya sekitar Rp 10.000 triliun tahun 2030 mendatang.

Meski tak semuanya dibebankan kepada pemerintah maupun perusahaan, dana tersebut tetap fantastis lantaran investasi harus dilakukan secara besar-besaran di awal.

Presiden Indonesian Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, meski investasi besar, ada banyak manfaat jangka panjang yang bisa dipetik oleh perusahaan.

"Tapi manfaat untuk perusahaan sangat besar. Kalau (soal) manfaat, itu kita bicaranya jangka panjang," kata Shinta dalam webinar Sustainability Day Unilever Indonesia Foundation, Senin (23/11/2020).

Baca juga: Dampak Pandemi, Peritel Alat Musik Terbesar di AS Ajukan Pailit

Shinta menuturkan, perusahaan yang mengintegrasikan SDGs dalam produknya bakal mengalami penurunan biaya produksi. Pasalnya SDGs memang mengedepankan energi terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Asal tahu saja, perusahaan dalam lingkup global mengeluarkan hampir 2 triliun dollar AS untuk membayar penalti terhadap kerusakan lingkungan.

Tentu jika bisa dicegah dengan pembangunan berkelanjutan, perusahaan bakal lebih hemat biaya dalam jangka panjang, sekaligus menghijaukan bumi.

"Kalau kita katakan energy savings, water management, itu semua ada hubungannya penurunan dari segi biaya," tutur Shinta.

Baca juga: SDGs Lamban, Perusahaan Masih Kedepankan Profit

Kemudian, produk-produk ramah lingkungan lebih disukai masyarakat. Utamanya ketika pandemi Covid-19 menyerang, konsumen lebih mereferensikan diri kepada produk renewable maupun produk daur ulang.

Kendati, kesadaran masyarakat Indonesia ini memang harus disosialisasikan dan diedukasi secara terus-menerus.

"Dan terakhir, (renewable products) tidak hanya meningkatkan citra perusahaan, tapi valuable point dari para investor. Kenapa ini menjadi penting? Karena perusahaan tidak hanya fokus pada profit tapi fokus juga dalam pengembangan aspek SDGs," pungkasnya.

Baca juga: Pertalite Seharga Premium Kini Tersedia di 143 SPBU Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com