Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat Tipis

Kompas.com - 27/11/2020, 16:25 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dollar AS pada penutupan pasar spot, Jumat (27/11/2020).

Melansir Bloomberg, rupiah ditutup menguat 10 poin (0,07 persen) pada level Rp 14.090 per dollar AS, naik dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 14.100 per dollar AS.

Direktur PT TRX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah di akhir pekan terdorong oleh optimisme akan kerja keras pemerintah dalam mengupayakan dan mendapatkan vaksin anti Covid-19.

“Pasar sangat optimis dengan kerja keras pemerintah dalam mengupayakan dan mendapatkan vaksin Covid-19. Pemerintahan sampai saat ini terus berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengamankan kesepakatan pengadaan vaksin baik dari China, Inggris, maupun AS,” kata Ibrahim melalui siaran pers.

Sebagai informasi, Indonesia, Brasil, Meksiko, India, dan Rusia adalah negara-negara berkembang yang sepertinya akan menerima vaksin paling awal. Izin penggunaan vaksin kemungkinan bisa diberikan dalam hitungan bulan.

“Kalau memang benar Indonesia akan mendapatkan vaksin lebih awal maka ada harapan besar ekonomi bisa pulih lebih cepat ketimbang negara-negara lain,” kata dia.

Baca juga: Penghujung Pekan, IHSG Ditutup Menguat

Mengutip riset Goldman Sachs Global Investment Research, vaksinasi yang lebih cepat bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 6 persen tahun depan.

Perkiraan Goldman Sachs sangat berbeda dengan perkiraakn para ekonom di dalam negeri, karena di tahun 2021 Indonesia memasuki fase pemulihan ekonomi yang artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia di 3-3,5 persen saja sudah cukup bagus.

Dampak dari pandemi Covid-19 sangat luar biasa terhadap perekonomian, namun di masa pemulihan, pemerintah perlu berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan, karena di masa pemulihan memerlukan anggaran yang cukup besar kalau menginginkan ekonomi kembali pulih dengan cepat.

Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan kebijakan strategi bauran ekonomi yang bertujuan untuk menstabilkan mata uang garuda dengan cara menurunkan suku bunga dan melakukan intervensi dipasar valas, Obligasi dan SUN diperdagangan DNDF.

Ibrahim bilang, tujuan intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan, namun apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dari pasar

Baca juga: Pemerintah Tetapkan 201 Proyek Strategis Nasional dengan Nilai Rp 4.809,7 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com