Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ekspor Tuna hingga Ubur-ubur Senilai Rp 129 Miliar

Kompas.com - 10/12/2020, 16:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Menteri KP ad interim Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perikanan sebanyak 1.739 ton di New Priok Container Terminal (NPCT 1), Jakarta Utara, Kamis (10/12/2020).

Tercatat selama periode Januari-10 Desember 2020, volume ekspor perikanan mencapai 388.655 ton, tumbuh 8,74 persen dibanding periode yang sama 2019 yang sebesar 357.402 ton.

"Kita patut berbangga, di situasi Covid-19 ini, ekspor perikanan tumbuh 8,74 persen dari segi volume dan tumbuh 8,09 persen dari sisi nilai," kata Syahrul dalam siaran pers, Kamis (10/12/2020).

Baca juga: KKP Tangkap Kapal Illegal Fishing, Menteri KP Ad Interim Sebut Pengawasan Tidak Pernah Kendur

Tak hanya itu, dari sisi nilai, ekspor mengalami peningkatan sebesar 8,09 persen dengan total Rp 20,57 triliun.

Adapun dalam pelepasan ekspor tersebut, Syahrul memberikan sertifikat kesehatan (Health Certificate) kepada para eksportir.

Sertifikat tersebut sebagai jaminan bahwa komoditas yang diperkirakan mencapai Rp 129 miliar ini merupakan produk yang aman dikonsumsi dan bermutu.

"Kita percaya, sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit ekonomi di tengah pandemi," ucap Syahrul.

Sementara Kepala BKIPM Rina memaparkan, ekspor perikanan yang dilepas oleh Menteri Syahrul hari ini akan dikirim ke sejumlah negara.

Negara-negara tersebut, seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Hongkong, Vietnam, Jepang, Tiongkok, Sri Lanka, Korea Selatan, Spanyol, Portugal, Amerika Serikat, dan Kanada.

Adapun komoditas yang diekspor di antaranya sword fish, yellow fin tuna, cumi, sotong, shrimp, gindara, gurita, kakap, mahi-mahi, manyung, marlin, sarden, surimi, tenggiri, tuna, dan ubur-ubur.

Baca juga: Protes, Pengusaha Minta Kenaikan Tarif Pungutan Ekspor Sawit Dikaji Ulang

"Ini kita ekspor ke berbagai negara, ada ke negara Eropa, Asia, dan Amerika," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com