Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Optimistis Ekspor Non-migas Tumbuh 6,3 Persen pada 2021

Kompas.com - 27/01/2021, 15:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi optimistis kinerja ekspor non migas Indonesia akan membaik di 2021. Targetnya, bisa tumbuh mencapai 6,3 persen.

"Saya yakin target untuk tumbuh 6,3 persen sektor perdagangan akan tercapai di 2021, dan di 2022 itu kenaikannya akan semakin tajam," Media Group News Summit 2021 Economic Recovery, Rabu (27/1/2021).

Menurutnya, optimisme itu sejalan dengan perbaikan ekonomi global pasca pandemi di tahun ini. Khususnya pada negara-negara mitra dagang utama Indonesia.

Baca juga: Menko Airlangga: Ada Tiga Hal yang Jadi Pengungkit Perekonomian RI di 2021

Ia mengatakan, dengan ditemukannya vaksin maka perekonomian suatu negara akan segera pulih. Lutfi melihat potensi perbaikan itu ada pada China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Hanya saja, target utama Indonesia untuk dorong ekspor non migas yakni pada China dan AS. Alasannya, perdagangan Indonesia terhadap China masih mengalami deifisit, sehingga punya potensi untuk mendorongnya.

Sementara dengan AS, perdagangan Indonesia memang sudah surplus, tapi masih ada potensi yang bisa digarap. Hal itu seiring dengan adanya fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bea masuk dari AS terhadap produk impor asal Indonesia.

"Jadi kita akan manfaatkan GSP, karena pos tarif yang digunakan itu baru 20 persen, jadi kita akan menggenjotnya," kata Lutfi.

Di sisi lain, eskpor akan terdorong dengan perbaikan sektor perdagangan Indonesia yang kini beralih dari ekspor barang mentah dan setengah jadi, menjadi pengekspor barang industri dan industri berteknologi tinggi.

Baca juga: Kepala BKPM: Penanaman Modal Dalam Negeri Jadi Pahlawan Investasi 2020

Upaya mendorong ekspor pun dilakukan pula dengan memanfaatkan banyaknya perjanjian perdagangan internasional. Terutama, pada perjanjian dagang dan investasi ASEAN-China FTA (ACFTA), serta RCEP yang memiliki pangsa pasar yang besar.

Selain itu, memanfaatkan peluang di negara-negara non tradisional sebagai alternatif pasar ekspor. Lutfi bilang, beberapa negara yang tengah disasar Indonesia yakni Bangladesh, Maroko, hingga Tunisia.

Lutfi menambahkan, mendorong kinerja ekspor dilakukan pula dengan memastikan kelancaran arus barang masuk, terutama untuk impor bahan baku penolong dan barang modal yang berorientiasi ekspor.

"Ini diperlukan, karena akan membantu pergerakkan ekonomi menjadi positif," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com