Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Heran: Saya Ngomong Benci Produk Asing, Begitu Saja Ramai

Kompas.com - 06/03/2021, 11:35 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan boleh saja menyampaikan kecintaan terhadap produk Indonesia dan ketidaksukaan pada produk asing.

"Kemarin, saya sampaikan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia, dan boleh saja kita bilang tidak suka pada produk asing, masa kita tidak boleh bilang tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing," kata Jokowi dilansir dari Antara, Sabtu (6/3/2021).

Kecintaan terhadap produk dalam negeri dan kebencian terhadap produk asing juga Jokowi nyatakan dalam peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 pada Kamis (4/3/2021).

"Begitu saja ramai, saya ngomong benci produk asing, begitu saja ramai. Boleh kan tidak suka produk asing," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Jokowi Janji Tolak Impor Beras Sejak Nyapres di 2014, Realisasinya?

Namun, untuk dapat mencintai produk dalam negeri, menurut dia, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi produsen dalam negeri.

"Untuk menuju loyalitas konsumen kita pada produk-produk dalam negeri memang ada syarat-syaratnya. Kalau harga kompetitif, kalau kualitasnya baik," ungkap Jokowi.

Minta BUMN kurangi produk impor

Selain itu, produsen dalam negeri juga diminta untuk terus memperbaiki kualitas, kemasan, dan desain yang mengikuti tren yang sedang berkembang.

"Saya juga selalu menyampaikan ke kementerian dan lembaga, kepada semua BUMN untuk memperbesar TKDN (tingkat kandungan dalam negeri), komponen dalam negeri ini harus terus ditingkatkan, jangan sampai proyek-proyek pemerintah dan BUMN masih memakai barang-barang impor," tambah dia.

Baca juga: Apa Kabar Janji Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi Jadi Rp 80.000 Per Kg?

Bila proyek-proyek kementerian dan lembaga ditambah BUMN dapat maksimal menggunakan produk dalam negeri, menurut Presiden, otomatis akan menaikkan permintaan dalam negeri.

"Permintaan produk dalam negeri akan meningkat gede banget. Pipa kita sudah produksi banyak, tapi masih impor untuk apa? Padahal, dipakai untuk proyek-proyek pemerintah, proyek BUMN, kalau saya ngomong itu, enggak boleh loh, enggak boleh," ungkap Jokowi.

Jokowi pun menegaskan agar kecintaan terhadap produk dalam negeri itu harus dimulai dari pemerintah dan BUMN.

"Sekali lagi saya tegaskan, kita ini menganut keterbukaan ekonomi, tidak ada yang kita tutup-tutupi. Kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionsime karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan, tapi kita jangan jadi korban unfair practices dari perdagangan dunia," jelas dia.

Baca juga: Masih Ingat Janji Jokowi Bangun 5 Kilang Minyak?

Jokowi pun meminta kepada sejumlah pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri yang berjumlah 270 juta penduduk dengan tingkat daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak perekonomian Indonesia.

"Pasar domestik Indonesia sangat besar, 270 juta penduduk. Ini adalah sebuah pasar domestik yang besar. Indeks konsumsi konsumen kita juga terus meningkat 84,9 persen pada Januari 2021, setelah sebelumnya turun 79 persen di Oktober 2020," kata Jokowi.

Sedangkan data yang dimiliki Jokowi menunjukkan, konsumsi rumah tangga Indonesia memperlihatkan sinyal positif, meski masih -3,6 persen pada kuartal IV 2020 setelah sempat anjlok 5,5 pada kuartal II 2020.

"Produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia dan banyak lembaga dunia yang memprediksi Indonesia akan menempati posisi 5 besar dengan PDB terkuat di dunia dan pada 2021," terang Jokowi.

Baca juga: Fakta Seputar Utang Luar Negeri RI yang Kini Rp 5.803 Triliun

"(Pertumbuhan) PDB kita diprediksi sampai ke angka 4,5-5,5 persen, artinya pertumbuhan Indonesia pada 2021 ini ditargetkan lebih kurang 5 persen," ungkap dia.

Dengan target tersebut, dalam setahun Indonesia harus membalikkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari -2,19 pada 2020 menjadi 5 persen pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com