Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 4,4 Persen, Lebih Rendah dari Target Pemerintah

Kompas.com - 26/03/2021, 13:41 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,4 persen tahun 2021.

Angka tersebut tidak berubah dengan proyeksi yang sebelumnya telah dilakukan Bank Dunia pada akhir tahun lalu.

Bila dibandingkan dengan target pemerintah di APBN 2021 yang sebesar 5 persen, angka proyeksi tersebut pun masih lebih rendah.

Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2021 Masih Minus

Meski di sisi lain, proyeksi tersebut masih masuk kisaran outlook pemerintah, yakni sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen.

“Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan pulih menjadi 4,4 persen pada tahun 2021,” ujar Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, seperti dikutip dari laporan Bank Dunia Edisi April 2021 berjud Pemulihan Belum Merata, Jumat (26/3/2021).

Bank Dunia menilai, meski perekonomian sudah mulai bergerak, masih ada beberapa sektor yang pemulihannya cenderung lambat.

Sektor-sektor tersebut yakni perdagangan, transportasi, dan perhotelan.

Pemulihan yang cenderung lambat terutama terjadi bila pandemi di dalam negeri masih belum bisa dikendalikan.

Baca juga: OECD Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021 4,9 Persen

Di sisi lain, ketiga sektor tersebut masuk dalam kategori sektor yang paling terdampak krisis akibat Covid-19.

“Layanan bernilai tambah masih rendah, seperti perdagangan, transportasi, dan perhotelan, terkena dampak krisis yang parah dan akan menjadi yang paling lambat untuk pulih, terutama jika wabah merebak,” jelas Mattoo.

Bila melihat wilayah Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia menilai, kinerja perekonomian China dan Vietnam cenderung lebih cepat pulih dibandingkan negara lain.

Secara keseluruhan, Mattoo menilai, ekonomi China dan Vietnam mengalami grafik pemulihan berbentuk huruf V, di mana perekonomian kedua negara tersebut dinilai melampaui kinerja di saat sebelum pandemi.

Sementara untuk negara-negara besar, Bank Dunia memproyeksi rata-rata pertumbuhan ekonominya berada di sekitar 5 persen, di bawah tingkat sebelum pandemi.

Baca juga: Prospek Ekonomi Dunia Membaik, IMF Bakal Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021

“Kinerja perekonomian bergantung kepada efektivitas pengendalian virus, kemampuan memanfaatkan kebangkitan perdagangan internasional, dan kemampuan pemerintah di negara masing-masing dalam memberikan dukungan fiskal dan moneter,” ujar Mattoo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com