Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Siap Amankan Ketersedian Pangan Saat Ramadhan dan Lebaran

Kompas.com - 13/04/2021, 17:19 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang datangnya bulan puasa dan hari raya lebaran 2021.

Penjagaan ini dilakukan supaya masyarakat tetap bisa menjalankan ibadah suci Ramadhan tanpa adanya gangguan mengenai gejolak harga.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, pemerintah sudah melakukan antisipasi sejak beberapa bulan sebelumnya. Di antaranya melakukan monitoring pada setiap daerah defisit dengan menggunakan Sistem Monitoring Stok (SIMONTOK).

Baca juga: Riset: Dana Bansos Dipakai Buat Beli Bahan Pokok hingga Rokok

"Dengan begitu, kami bisa melakukan intervensi dari daerah surplus ke daerah defisit. Bahkan Simontok ini bisa menjamin pasokan dan distribusi," ujar Agung melalui siaran resminya, dikutip Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Agung mengatakan, pemantauan sistem intervensi ini dilakukan secara rutin, yakni seminggu sekali. Dari sana, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan terus mengumpulkan informasu dan laporan dari semua Kepala Dinas Pertanian dan Perdagangan di seluruh Indonesia.

"Tantangan sekarang itu mau tidak mau harus melakukan intervensi, dimana yang surplus harus menyuplai yang defisit. Lalu kita buka juga operasi pasar online seperti Pastani yang bekerjasama dengan berbagai start-up untuk membuka market place online. Selanjutnya kita kontrol secara rutin agar tidak ada gejolak," katanya.

Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman mengaku setuju dengan konsep online dan pembinaan UMKM yang dilakukan Kementan.

Baca juga: Pengusaha Keberatan dengan Pembatasan Pembelian Bahan Pokok, Mengapa?

 

Menurut dia, langkah tersebut merupakan langkah tepat dalam menekan angka impor melalui konsumsi makaman yang tidak terbuang secara percuma.

"Oleh sebab itu petani kita harus belajar proses paska panennya, supaya makanan kita itu bertahan lebih lama. Di sisi lain menurut saya konsumen juga harus dididik bahwa pola konsumsi yang baik itu adalah dengan tidak membuang makanan. Misalnya cabai tidak segar itu kan bisa diolah jadi sambal kering," jelas Adhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com