Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Arus Impor yang Terlalu Besar Akan Hancurkan Industri Lokal

Kompas.com - 31/05/2021, 13:55 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai dengan adanya arus impor yang terlalu besar ke Indonesia akan membuat industri lokal bisa hancur dan daya bertahannya hanya sebentar.

"Studi dari World Economic Forum (WEF) menuliskan bahwa impor tidak berkualitas, murah, hanya menghancurkan industri lokal dan juga merusak tata niaga perdagangan Indonesia," ujar Lutfi dalam diskusi online Bangga dengan Belanja Barang Buatan Indonesia yang disiarkan secara virtual, Senin (31/5/2021).

Baca juga: Risau Peternak Lokal dengan Serbuan Impor Ayam dari Negeri Samba

Oleh sebab itu, dalam waktu dekat ini, Kemendag akan menyiapkan rambu-rambu atau batasan-batasan untuk menciptakan perdagangan Indonesia yang seimbang, adil, dan beradab.

Lutfi mengatakan, saat ini, para pedagang hijab di Tanah Abang telah banyak ditiru produknya oleh perusahaan luar negeri.

Dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI), produsen asing bisa membuat hijab dalam skala besar.

"Produk hijab yang diproduksi ini mereka bisa tahu bentuknya, warnanya kayak apa dan harganya berapa. Dapat dibayangkan bahwa produk hijab yang dihasilkan oleh anak bangsa akan kalah bersaing dari sisi harganya karena hasil yang mereka copy dijual murah," jelas dia.

Lutfi mengatakan, untuk menciptakan Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam hal produk-produk buatan lokal, pemerintah dalam waktu dekat ini akan menggenjot usaha busana muslim dan makanan muslim.

Baca juga: Indonesia Ternyata Rutin Impor Produk Israel, Apa Saja?

Ia menilai, seharusnya busana muslim bisa mendapatkan pasar yang loyal, pasar yang sangat dinamis, pasar yang baik, dan pasar yang bisa menjadikan pertumbuh kembangan daripada industri lokal tersebut.

Industri makanan halal juga memiliki potensi yang sangat besar.

"Dari 1,7 miliar jumlah penduduk yang merupakan bagian dari negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ada sebanyak 53,3 persen merupakan anak muda. Ini peluang dan potensinya cukup besar saya kira, tapi dengan catatan penduduk Indonesia menjadi pelanggan produk lokal yang loyal yang mengedepankan produk dalam negeri," jelas Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com