Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Rekomendasi Buku Anak yang Kisahnya Menginpirasi

Kompas.com - 04/06/2021, 15:15 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Banyak orang tua yang semakin menyadari pentingnya untuk menanamkan kebiasaan membaca buku kepada anaknya sejak dini.

Barangkali itu tercermin ketika mereka kecil dulu, bahwa akses terhadap hiburan yang minim sehingga pilihannya pada buku-buku cerita anak.

Buku anak biasanya banyak berisikan cerita bergambar atau bertemakan aktivitas harian anak.

Namun, bukan tidak mungkin, ada juga yang sudah membaca buku-buku perwayangan sejak kecil. Selain kaya akan pembelajaran nilai kehidupan, buku wayang --atau, komik-- menyajikan gambar yang menarik.

Akan tetapi yang kini jadi permasalahan adalah bukan pada minat membaca anak-anak Indonesia yang rendah, tetapi akses untuk mendapatkan bukunya yang sulit.

Ini adalah PR bersama yang mesti dicarikan solusinya.

1. Komik Wayang Hitam Putih Karya R.A. Kosasih yang Menemani Masa Kecil dan Tetap Menginspirasi

Komik wayang hitam putih karya salah satu maestro kenamaan komik Indonesia R.A Kosasih adalah buku bacaan pertama yang "agak serius" bagi Kompasianer Dodi Bayu.

Meski sewaktu kecil juga membaca komik lainnya, tapi komik wayang karya R.A. Kosasih ini begitu membekas dan membuatnya gemar dengan pertunjukkan wayang.

"Meski komik wayang ini masih hitam putih namun karena kuatnya visualisasi grafis R.A. Kosasih dan bangunan runtut ceritanya membuat saya ketagihan membacanya," tulis Kompasianer Dodi Bayu.

Tidak hanya itu, lanjutnya, walau hanya hitam-putih namun setiap cerita dapat membuatnya berimajinasi mengenai makna dari sebuah cerita. (Baca selengkapnya)

2. Kupu-kupu dalam Buku

Dalam bayangan Kompasianer Bambang Trim, bahwa buku-buku yang pernah dibaca ketika kecil telah bermetamorfosis layaknya sebuah kepompong menjadi kupu-kupu.

Metamorfosis itu, tulisnya, terjadi pada pikiran dan perasaan untuk memandang dunia dengan cara berbeda.

"Campuran antara kenyataan dan imajinasi. Senyawa antara gembira dan sedih. Sintesis antara cinta dan benci," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com