Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Tapering The Fed, Kemenko Perekonomian: Ketahanan Eksternal Jadi Modal

Kompas.com - 14/08/2021, 15:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya mempertahankan kinerja sektor eksternal untuk memitigasi dampak tapering alias dampak dari normalisasi kebijakan Bank Sentral AS, The Fed.

Upaya ini perlu untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah ketika aliran modal asing meninggalkan (capital outflow) negara emerging termasuk Indonesia dan kembali ke AS.

"Data resiliensi sektor eksternal kita jadi modal untuk bisa memitigasi risiko atau tantangan tersebut," kata Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal, Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan dalam diskusi Iluni UI secara virtual, Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: Cegah Dampak Tapering, Bos BI: We Need You Investor Ritel

Ferry mengungkapkan, normalisasi kebijakan The Fed ini didukung oleh membaiknya ekonomi AS yang berjalan cepat tecermin dari angka inflasi di negara itu. Tak bisa dipungkiri, pulihnya ekonomi AS yang menjadi mitra dagang RI turut berkontribusi pada kinerja ekspor.

Namun di sisi lain, normalisasi kebijakan moneter The Fed menimbulkan tantangan tersendiri bagi negara-negara berkembang. Dilihat dari historisnya, tapering selalu memicu capital outflow dan pelemahan nilai tukar.

"Kalau dari formal statement-nya itu (tapering) tahun 2023. Tapi melihat dinamika pemulihan ekonomi di AS, kemudian tingkat inflasinya, itu ada diskusi juga yang mungkin bisa dipercepat," beber Ferry.

Untuk itu kata dia, ketahanan eksternal seperti posisi cadangan devisa menjadi salah satu poin penting untuk menahan laju pelemahan nilai tukar dan pelemahan ekonomi lebih lanjut.

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa RI pada akhir Juli 2021 sebesar 137,3 miliar dollar AS. Nilai tersebut setara dengan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sementara, yield SBN 10 tahun per tanggal 13 Juli 2021 berada pada level 6,33 persen, rupiah pada rentang Rp 14.300- Rp 14.400 per dollar AS, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di kisaran 6.100.

"Kalau kita lihat mudah-mudahan dengan indikator eksternal ini, kita harapkan jadi modal juga untuk bisa memitigasi potensi pembalikan yang muncul dari tapering di AS. Tapi kalau kita lihat datanya mudah-mudahan (tapering) tidak terjadi di 2022," pungkas Ferry.

Baca juga: The Fed Kembali Tahan Suku Bunga, Tapi Beri Isyarat Siap Tapering

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com