Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Lama Melantai di BEI, Saham Bukalapak Masuk LQ45

Kompas.com - 23/09/2021, 14:05 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masuk ke 5 indeks saham acuan berdasarkan data evaluasi fast entry yang dikeluarkan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan pengumuman BEI, Rabu (22/9/2021), saat ini BUKA masuk dalam index IDX30, LQ45, IDX80, JII (Jakarta Islamic Index) dan JII70.

BUKA berhasil mendepak saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Link Net Tbk (LINK), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Ultrajaya Milk Tbk (ULTJ).

Baca juga: Petinggi Bukalapak Terus Lakukan Pembelian Saham BUKA meskipun Harganya Turun

Pengumuman menyebutkan, dengan adanya Evaluasi Fast Entry Indeks ini, Evaluasi Minor untuk Indeks JII dan JII70 yang seharusnya efektif pada tanggal 1 Oktober 2021 dimajukan menjadi 29 September 2021.

Adapun daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks pada indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada tanggal 29 September 2021.

“Berdasarkan hasil evaluasi atas indeks tersebut, berikut kami sampaikan daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks, IDX30, LQ45, IDX80, JII, dan JII70,” kata Irvan Susandy Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional BEI, serta Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan, dalam pengumuman BEI tersebut.

Sebagai informasi, BUKA melantai di BEI pada 6 Agustus 2021. Pada perdagangan sesi I BUKA mencatatkan net buy asing sebesar Rp 92,9 miliar.

Baca juga: Bukalapak Masih Rugi pada Semester I-2021

Saham BUKA siang ini melesat 4,7 persen di level Rp 890 per saham dengan total transaksi Rp 351,7 miliar dan volume 399,4 juta saham.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com