Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Dinilai Perlu Buka Suara soal Blok Wabu

Kompas.com - 23/09/2021, 19:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pertambangan Ferdy Hasiman menilai Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) perlu buka suara terkait status Blok Wabu.

Seperti diketahui, Blok Wibu yang berlokasi di Kabupaten Intan Jaya, Papua itu jadi perhatian publik menyusul perseteruan antara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan dua aktivis yaitu Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar bersama Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti.

“Mestinya, kementerian ESDM keluar mematikan kobaran api agar masalah ini tak meruncing ke jalur hukum seperti sekarang," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (23/9/2021).

 

Ferdy melanjutkan, Kementerian ESDM perlu buka suara soal status Blok Wabu yang disebut-sebut sejumlah organisasi dikuasai oleh pihak swasta.

Salah satu perusahaan yang disebut-sebut terlibat di Blok Wabu tersebut yaitu PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group. Luhut sendiri adalah pemegang saham di Toba Sejahtera Group.

Baca juga: Bertambah 5, Ini Daftar Obligor/Debitor yang Temui Satgas Seminggu Terakhir

Menurut Ferdy, setelah dilepas PT Freeport Indonesia, prioritas utama Blok Wabu adalah harus diserahkan ke perusahaan tambang BUMN, seperti Mind ID atau PT Aneka Tambang (Tbk) alias Antam, sebagaimana diamanatkan UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara.

“Tambang yang diserahkan asing ke pemerintah pusat harus melalalui proses tender dan lelang secara transparan dan terbuka di Kementerian ESDM. Prioritasnya adalah perusahaan BUMN, jika BUMN tak tertarik baru ke BUMD dan terakhir barulah ke perusahaan swasta melalui mekanisme lelang,” kata Ferdy.

Ia menyebut Antam tertarik dan sudah siap masuk ke Blok Wabu. Namun ada laporan dari sejumlah organisasi bahwa pihak swasta sudah menguasasi blok tersebut.

"Kok sekarang tiba-tiba ada data terbaru dari Kontras dkk, Blok Wabu sudah di perusahaan swasta?," kata dia

Ferdy menilai Kementerian ESDM semestinya mengumumkan ke publik terkait posisi Blok Wabu saat ini. Jika Blok Wabu tak diberikan kepada ke perusahaan tambang BUMN, harus jelas alasannya ditenderkan ke swasta.

Ia mengatakan Blok Wabu adalah salah satu konsensi yang berjarak 50 kilometer dari tambang emas, Grasberg di Mimika, Papua yang dimiliki Freeport Indonesia dan Mind ID.

Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020 kata da, potensi sumber daya Blok Wabu sekitar 117.26 ton bijih dengan rata-rata kadar emas 2,16 gram per ton emas (Au) dan 1,76 gram per ton perak.

Artinya kata dia, setiap 1 ton materal emas dari tanah memiliki kadar sebesar 2,16 gram per ton emas dan 1,76 gram per ton perak.

Baca juga: Mengenal Blok Wabu, Gunung Emas dalam Konflik Luhut Vs Haris Azhar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com