Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipmi Ingatkan Pemerintah Waspadai Lonjakan Inflasi

Kompas.com - 03/12/2021, 19:46 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H. Maming menilai pemerintah perlu mewaspadai imbas distrupsi logistik perdagangan global terhadap peningkatan inflasi.

Maming mengatakan inflasi Indonesia memang masih berada di tingkat yang rendah. Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Agustus 2021 berada di 1,59 persen dan angka terendah  terjadi pada Juni 2021 yakni 1,33 persen.

"Menurut saya, kita perlu mengendalikan inflasi sesuai kebutuhan. Saya rasa upaya pemerintah untuk mendorong inflasi ke angka 3 persen pada 2022 merupakan langkah tepat," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (2/12/2021).

"Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan kenaikan inflasi yang sesuai. Kita harus yakin pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 tumbuh maksimal, jika situasi pandemi bisa terkontrol," sambung dia.

Baca juga: BEI Tutup Kode Broker, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Modal?

Namun Maming mengingatkan agar kenaikan inflasi harus berasal dari naiknya permintaan, bukan karena tekanan terhadap produksi atau distribusi (cost-push inflation).

Inflasi tersebyt merupakan inflasi yang didorong naiknya biaya produksi produsen, sehingga ikut mendorong inflasi di sisi konsumen. Menurut Maming, inflasi ini justru akan menurunkan daya beli masyarakat.

"Jika angka inflasi 3 persen pada 2022 tercapai tapi merupakan cost-push inflation, Indonesia justru akan menghadapi masalah baru," kata dia.

Jika hal tersebut terjadi, pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan tidak terjadi, atau tercapai dengan kondisi tidak sehat. Hal itu kata Maming akan membuat pengusaha muda sulit mengembangkan usaha.

Oleh karena itu kata dia, BI harus mampu berkolaborasi dengan pemerintah, khususnya kementerian-kementerian terkait. Upaya menjaga inflasi dari sisi moneter dinilai tidak akan cukup jika cost-push inflation terjadi.

Hipmi mengungkapkan tekanan inflasi global menjadi salah satu risiko yang akan muncul pada 2022. Permintaan akan naik seiring aktivitas ekonomi global mulai bergerak, tapi terjadi kelangkaan barang-barang.

Lonjakan inflasi yang terjadi di tingkat global saat ini terjadi karena adanya disrupsi dari sisi produksi dan suplai komoditas yang diikuti dengan peningkatan harga. Hal ini dikhawatirkan akan berimplikasi pada upaya pemulihan ekonomi yang tengah dilakukan banyak negara.

Baca juga: Selfie Bersama Ketua MPR, Sri Mulyani: Ini Beribu Makna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com