Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2022, Mitratel Bakal Makin Gencar Akuisisi

Kompas.com - 31/12/2021, 07:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang tutup tahun 2021, emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) optimis akan tumbuh secara organik di tahun 2022, dengan lebih gencar lagi melakukan akuisisi.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengungkapkan, di tahun depan MTEL akan semakin gencar lakukan akuisisi untuk dorong pertumbuhan In-Organik, baik konsolidasi menara dalam group maupun dari potensi konsolidasi industri di Indonesia.

“Permintaan akan pembangunan menara (Built to Suit) dan kolokasi dari Mobile Operator yang tinggi di dukung oleh tersedianya ruang pertumbuhan In-Organik melalui akuisisi, baik konsolidasi menara dalam group maupun dari potensi konsolidasi industri di Indonesia,” kata Theodorus melalui siaran pers, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: Telkom Minta Mitratel Percepat Pengembangan Bisnis Fiber Optic

Theodorus mengatakan, potensi pertumbuhan tersebut ditopang oleh masih tingginya peluang bisnis penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia. Terlebih, MTEL saat ini dalam pengembangan bisnis organik yakni B2S dan kolokasi baru dari operator jaringan seluler (MNO) dengan menambah kapasitas dan coverage.

“Pengembangan jaringan telekomunikasi masih sangat menjanjikan, kami memiliki competitive advantages yaitu 58 persen menara berada di luar Jawa dan potensi lainnya, hasil akuisisi menara dari Telkomsel tahun sebelumnya yang dapat dimanfaatkan oleh operator telekomunikasi lain untuk memperluas jangkauan jaringannya," ucapnya dia.

Baca juga: Setelah Mitratel, INA Tambah Jumlah Saham di Bank Mandiri dan BRI Senilai Rp 45 Triliun

Seperti diketahui, Mitratel tercatat sebagai perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi yang memiliki sekitar 28.030 menara yang tersebar di seluruh Indonesia pada lokasi-lokasi strategis dan 42.016 penyewa.

Theodorus mengungkapkan, pertumbuhan In-Organik Mitratel didukung kemampuan pendanaan pasca IPO dimana Perseroan mendapatkan suntikan dana lebih dari Rp 18 triliun serta leverage dan biaya hutang (cost of debt) terendah dibanding operator lainnya.

Di sisi lain, optimisme pertumbuhan kinerja ini tidak terlepas dari pencapaian perusahaan di tahun ini. Pada kuartal III tahun 2021, revenue perseroan tumbuh 14,6 persen menjadi Rp 5 triliun, Ebitda tumbuh 28,3 persen mencapai Rp 3,8 triliun dan Net Income tumbuh 246,4 persen menjadi lebih dari Rp 1 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com