Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG 2022 Diproyeksi Mampu Tembus Level 7.300, Ini Pendongkraknya

Kompas.com - 24/02/2022, 17:39 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayang-bayangi oleh sejumlah sentimen negatif yang berasal dari luar negeri, mulai dari kebijakan normalisasi global, hingga yang teranyar ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Meskipun demikian, PT Bahana TCW Investment Management meyakini, IHSG akan tumbuh positif sampai dengan penghujung tahun ini, didorong oleh sejumlah sentimen positif.

Kepala Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat mengatakan, di tengah situasi global yang masih dipenuhi oleh sentimen kurang baik, pasar keuangan dalam negeri sedang diliputi suasana positif menyusul IHSG yang menunjukkan tren positif dan rupiah yang mampu bertahan di tengah tekanan eksternal. Tercatat IHSG telah menguat sebesar 4,88 persen selama periode 50 hari pertama 2022.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Kompak Bergerak Melemah Pagi Ini

"Ini merupakan awalan yang bagus dan kami proyeksikan masih akan berlanjut mengingat sejumlah capaian positif dari domestik masih akan terus bermunculan," kata dia, dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022).

Lebih lanjut Ia bilang, capaian positif itu akan mendorong kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan nasional.

Oleh karenanya, Bahana TCW memproyeksikan, tren penguatan IHSG bakal berlanjut hingga penghujung tahun ini.

"Kami memproyeksikan IHSG di akhir 2022 terus naik hingga mencapai level 7.300," ujarnya.

Faktor pendorong

Budi menyebutkan, setidaknya ada dua hal utama yang mendorong penguatan kinerja IHSG ke depan, di mana sentimen pertama ialah perbaikan ekonomi pasca Pandemi Covid-19 terus berlanjut.

"Perbaikan fundamental ini merupakan hasil dari stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), berbagai insentif pajak, serta kebijakan akomodatif oleh BI yang telah berjalan sejak awal pandemi," katanya.

Tren pemulihan ekonomi tereflkesikan dari terus meningkatnya uang beredar di Indonesia, surplus neraca dagang, hingga penguatan harga komoditas.

Sentimen kedua yang akan mendongkrak kinerja IHSG ialah adanya aliran dana masuk atau net inflow asing ke pasar saham Indonesia, yang sejak awal tahun ini telah mencapai Rp 20,3 triliun.

Menurut Budi, hal itu menunjukan dukungan atau kepercayaan yang solid dari investor asing dan dapat menjadi indikator yang bagus untuk kinerja IHSG ke depan.

"Bahana TCW juga percaya IHSG hanya akan terdampak minim oleh sentimen negatif yang berasal dari eksternal, seperti The Fed yang berencana meningkatkan suku bunganya hingga lima kali dalam tahun ini, ketegangan antara Rusia dan Ukraina, serta market global yang menunjukkan tren pelemahan," tuturnya.

Selain itu Budi membeberkan, saat ini pelaku pasar utamanya asing melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki karakter ekonomi jelas.

Sebagai negara manufaktur, Indonesia saat ini tengah fokus dengan kebijakan peningkatan nilai tambah sejumlah komoditas alam dan tidak hanya berorientasi menjual bahan mentah, contohnya produksi nikel, baja, dan lain-lain.

"Jadi, masuknya asing ke pasar saham Indonesia lebih disebabkan oleh level of confidence terhadap story of growth ekonomi Indonesia di masa mendatang," ucap Budi.

Baca juga: IHSG Bakal Tembus All Time High? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com