Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Perdagangan Digital Berkelanjutan, Ini yang Dilakukan Lazada

Kompas.com - 22/04/2022, 15:03 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai upaya mendukung praktik perdagangan digital berkelanjutan (sustainability), Lazada meluncurkan kampanye LazEarth.

Kampanye ini berfokus pada pengurangan limbah plastik pada produk dan kemasan. Mengingat, berdasarkan catatan mereka Asia Tenggara diperkirakan menghasilkan lebih dari 31 juta ton limbah plastik setiap tahunnya dan 91 persen konsumen menyatakan kekhawatiran mereka atas permasalahan limbah plastik di Asia Tenggara.

Chief Strategy Officer Lazada Group Magnus Ekbom mengatakan, sangat penting bagi perusahaan menjadikan keberlanjutan sebagai inti dari strategi membangun ekonomi yang lebih kuat dan lebih hijau. Sebab, ia menuturkan perdagangan digital menjadi salah satu pendorong pertumbuhan utama di Asia Tenggara.

Baca juga: Transaksi COD, Masih Relevankah di Masa Perdagangan Digital?

"Kampanye LazEarth adalah bagian dari upaya Lazada untuk mengatasi permasalahan limbah plastik dan untuk membantu pelanggan kami membuat keputusan berdasarkan informasi atas produk berkelanjutan,” kata dia dalam siaran pers Jumat (22/4/2022).

Ia memaparkan, Lazada akan bekerja sama dengan brand dan mitra LazMall untuk membuat produk ramah lingkungan lebih mudah didapatkan dan dikenali oleh konsumen.

Dalam kampanye ini, rencananya Lazada akan menampilkan lebih dari 70 brand dan 5.000 produk khususnya dari kategori fesyen dan produk FMCG yang dibuat, dikemas, atau dikirimkan dengan mengurangi penggunaan plastik atau menggunakan plastik berkualitas lebih baik.

Magnus menyebut, sejak tahun 2021 Lazada telah menawarkan paket yang dibuat dari material alternatif ramah lingkungan bagi brand yang tergabung dalam layanan Fulfilment by Lazada (FBL). Paket ramah lingkungan tersebut menggunakan kotak karton bersertifikasi FSC yang diisi dengan sobekan kertas daur ulang sebagai pengganti plastik.

Baca juga: Tokopedia, Shopee, Lazada Hingga Blibli, Mana yang Paling Disukai Pelanggan Ketika Berbelanja Online?

Selain untuk mengatasi permasalahan limbah plastik, ia bilang Lazada juga menjalin berbagai kemitraan dan menjalankan inisiatif sosial yang bertujuan untuk membangun ekosistem perdagangan digital yang berkelanjutan di Asia Tenggara.

Misalnya di Indonesia, salah satu unit usaha logistik milik Lazada, Lazada Logistics, berkolaborasi dengan PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) untuk memperkenalkan #BlueVehicle, armada pengiriman elektrik yang praktis dan ramah lingkungan.

Kemitraan ini memberikan akses penggantian baterai di ratusan lokasi strategis di Jakarta bagi mitra kurir Lazada Logistics. Dengan begitu, memungkinkan mereka untuk mengganti baterai dengan cepat dan melakukan pengiriman paket tepat waktu.

Menanggapi hal itu, Chief Business Officer Lazada Group James Chang mengungkapkan, pihaknya sadar, bisnis keberlanjutan dan penciptaan nilai akan menjadi sangat penting bagi kesuksesan jangka panjang.

"Dengan peluncuran LazEarth, kami menantikan untuk bisa menjalin lebih banyak kemitraan dan menjalankan inisiatif ramah lingkungan yang bisa memberdayakan brand, mitra, dan pelanggan kami untuk bersama menciptakan kebiasaan berbelanja dan konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” imbuh dia.

Sebagai catatan, bertepatan dengan Hari Bumi, kampanye LazEarth akan berlangsung selama sehari pada tanggal 23 April 2022 untuk memberikan penawaran dan promosi menarik kepada pelanggan Lazada saat mereka berbelanja produk ramah lingkungan.

Baca juga: Gojek, Grab, Shopee, Lazada, Mana yang Paling Banyak Digunakan di Asia Tenggara?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com