Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang dari 3 Bulan, Kilang Balikpapan Dua Kali Kebakaran

Kompas.com - 16/05/2022, 16:06 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMAPAS.com - Kilang Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) yang dikelola anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sudah mengalami dua kali kebakaran pada tahun ini. Pertama di bulan Maret, kemudian kurang dari tiga bulan kebakaran terjadi lagi di Mei.

Kejadian kebakaran yang paling baru, terjadi pada area Plant 5, Unit Hydro Skimming Complex di Kilang Balikpapan pada Minggu (15/5/2022) kemarin.

Kebakaran di area Plant 5 bermula dari munculnya percikan api sekitar pukul 10.30 Wita. Api kemudian membesar dan akhirnya dapat dipadamkan pada pukul 11.30 Wita, sehingga tak lagi tampak api maupun asap di area itu.

Baca juga: Kilang Balikpapan yang Kebakaran Masih Diperbaiki, Pertamina Pastikan Suplai BBM Tidak Terganggu

Area Manager Communication, Relation and CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra mengatakan, akibat insiden tersebut, operasional Plant 5 dihentikan untuk sementara dan saat ini sedang dalam perbaikan.

"Perbaikan Plant 5 dijadwalkan selesai dalam 7 hari ke depan, dan kami memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman," ujar Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).

Plant 5 merupakan fasilitas yang menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM, yaitu high octane mogas component (HOMC). Komponen itu diperlukan untuk memproduksi BBM beroktan tinggi, seperti Pertamax.

Insiden tersebut menyebabkan adanya enam pekerja yang menjadi korban. Satu di antaranya meninggal dunia, sementara dua lainnya sudah diperbolehkan pulang, dan tiga orang sisanya masih harus menjalani perawatan karena luka bakar yang dialami.

General Manager (GM) Kilang Balikpapan, Wahyu Sulistyo Wibowo mengatakan, para korban tersebut mencakup tiga orang yang merupakan pekerja Pertamina, dan tiga orang lainnya merupakan pekerja dari kontraktor.

Atas peristiwa itu, Wahyu mengatakan bahwa Kilang Balikpapan dan perusahaan tempat korban bekerja akan memastikan korban yang meninggal dunia mendapat penanganan terbaik terkait hak-haknya.

Pihaknya pun menyampaikan bela sungkawa atas korban, dan memohon maaf kepada keluarga lantaran setelah upaya maksimal yang telah diberikan korban tidak dapat diselamatkan.

"Namun kami akan memastikan penanganan akan dilaksanakan semaksimal mungkin kepada semua korban," tutur Wahyu.

Sementara itu, Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya mengatakan, perseroan masih belum mengetahui penyebab pasti terjadinya percikan api di area Plant 5, sehingga masih dalam tahap investigasi.

"Belum diketahui penyebabnya, (terkait evaluasi) kami tunggu hasil investigasi untuk tindak lanjut agar tidak terulang kembali," kata Ifki kepada Kompas.com, Kamis (16/5/2022).

Baca juga: Kilang Pertamina Balikpapan Terbakar, Manajemen: Api Sudah Padam, Tetap Beroperasi Normal

Adapun kebakaran di Kilang Balikpapan juga pernah terjadi pada Jumat (4/3/2022) lalu. Menurut Direktur Utama PT Kilang Pertamina International Djoko Priyono saat itu, kebakaran itu disebabkan terjadi 'flash' di inlet pipa finfan cooler Hydrocracket B di RU V.

Percikan api diduga muncul sekira pukul 10.42 Wita dan dapat dipadamkan dalam waktu 30 menit. Kala itu, Hydrocracker B yang terbakar sempat dilakukan normal shutdown untuk sementara, sedangkan untuk unit-unit proses yang lain tetap beroperasi sehingga secara umum RU V beroperasi normal.

Terkait evaluasi atas peristiwa kebakaran di Kilang Balikpapan yang sudah terjadi dua kali dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, Area Manager Communication, Relation and CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra mengatakan, perseroan akan meningkatkan keandalan dan melakukan plant patrol untuk menghindari kembali terjadinya insiden tersebut.

"Upaya-upaya untuk memastikan kehandalan terus kami tingkatkan. Manajemen juga diminta untuk melakukan plant patrol. Musibah ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus berbenah menjadi lebih baik," ungkap Ely kepada Kompas.com.

Baca juga: Sudah Separuh Jalan, Pembangunan Kilang Minyak GRR Tuban Sudah Capai 49 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com