Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Bingung Bayar Impor Gas dari Rusia

Kompas.com - 18/05/2022, 20:36 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

MOSKWA, KOMPAS.com - Negara-negara Eropa tengah kebingungan untuk membayar tagihan impor gas dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan masing-masing negara.

Keputusan Rusia untuk mengubah skema pembayaran gas dengan menggunakan rubel dari euro atau dollar AS, membuat Eropa belum bisa memutuskan bagaimana cara membayar tagihannya.

Dilansir dari CNN, Rabu (18/5/2022), dalam mekanisme baru yang dikeluarkan Rusia, pembeli gas yang bukan berasal dari negara 'sahabat' harus membuka dua akun di Gazpprombank terlebih dahulu, di mana satu akun dalam bentuk euro dan satu lagi dalam bentuk rubel.

Baca juga: Pemerintah Mulai Waspada, Konflik Rusia-Ukraina Bisa Kerek Inflasi Tinggi

Hal itu kemudian membuat negara-negara Eropa dilema, sebab Komisi Eropa menyatakan, negara-negara yang membayar gas Rusia dengan menggunakan rubel akan mendapatkan sanksi dari Uni Eropa.

"Apa pun yang melampaui pembukaan rekening dalam mata uang kontrak dengan Gazprombank dan melakukan pembayaran ke rekening itu, dan kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Anda telah menyelesaikan pembayaran, melanggar sanksi," ujar Juru Bicara Komisi Eropa, Eric Mamer.

Pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan Komisi Eropa beberapa hari lalu, yang membuat sejumlah raksasa energi Eropa berasumsi bahwa mereka bisa menyelesaikan permasalahan pembayaran dengan membuka dua akun bank Gazprombank.

Asal tahu saja, beberapa waktu lalau Gazprom menghentikan pasokan gas ke dua negara Uni Eropa, yakni Polandia dan Bulgaria, sebagai tindak lanjut dari pernyataan Presiden Vladimir Putin, yang akan menangguhkan pengiriman ke negara tidak bersahabat.

Sejak saat itu, distributor gas Eropa, pemerintahan negara, dan Uni Eropa sepakat untuk meminimalisir melebarnya disrupsi pasokan, dengan tetap memberikan sanksi kepada Rusia atas invasi yang dilakukan terhadap Ukraina.

Pada bulan lalu, Komisi Eropa sempat menyatakan, selama negara Eropa melakukan pembelian gas dengan menggunakan euro dan dollar AS, maka mereka tidak melanggar aturan yang ditentukan.

Baca juga: Rusia-Ukraina Berperang, BPS: Konflik Merugikan Kita...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com