JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menggelontorkan dana hingga ribuan triliun untuk penanganan Covid-19 selama 3 tahun terakhir.
"Selama 3 tahun mendukung program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang anggarannya mencapai Rp 1.895,5 triliun," kata Airlangga dalam rapat bersama Badan Anggaran di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (6/6/2022).
Airlangga menuturkan, anggaran penanganan Covid-19 bakal berhenti di tahun 2023. Sebab, pihaknya memproyeksi, pandemi sudah menjadi endemi dan kasus aktif tidak kembali melonjak.
Baca juga: Minyak Nabati dan Margarin RI Bebas BMTP ke Madagaskar
Di tahun depan, pemerintah akan lebih fokus menangani krisis selanjutnya, yakni krisis energi dan harga pangan yang meningkat sebagai imbas dari perang Rusia-Ukraina.
"Pangan juga akan jadi hal yg penting dan tentu kenaikan commodity price baik energi, pangan, dan lainnya kelihatannya masih akan (terjadi) sampai pertengahan tahun depan," beber Airlangga.
Kenaikan harga pangan dan energi ini akan berdampak pada tingkat inflasi yang berbeda di tiap negara. Belum lagi kata Airlangga, ada ancaman perubahan iklim (climate change) yang membuat dunia dilanda kekeringan.
Airlangga menyebut krisis beruntun ini sebagai 5C, antara lain Covid-19 dan cost of living.
"Judulnya adalah the perfect storm, badai yang sempurna, yang kita hadapi dalam 3 tahun ini. Dan Bapak Presiden diberi penugasan oleh PBB untuk jadi group champion Global Crisis Respons Group (GCRG), itu melanjutkan tugas Bapak Presiden di G20," kata Airlangga.
Baca juga: Pemerintah: G20 Bukan Forum untuk Selesaikan Perang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.