BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Novozymes

Dari Konflik Rusia-Ukraina hingga Pandemi Covid-19, Apa Dampak Krisis Global bagi Produsen Detergen?

Kompas.com - 09/06/2022, 12:05 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah krisis global berdampak besar terhadap perekonomian dunia. Kondisi ini memengaruhi kenaikan harga bahan baku untuk sejumlah industri, termasuk detergen.

Selain berimbas pada konsumen, kenaikan harga bahan baku juga memberi pukulan telak bagi produsen detergen.

Sebagai informasi, detergen terbuat dari sejumlah bahan kimia, seperti surfaktan, polimer, bahan pengisi, dan bahan tambahan, misalnya enzim.

Saat krisis global terjadi, bahan-bahan tersebut mengalami kenaikan harga. Sebagai contoh surfaktan yang dibuat dari minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak bumi mentah.

Harga komoditas kedua bahan pembentuk surfaktan tersebut mengalami lonjakan menyusul konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis global.

Untuk diketahui, kedua negara tersebut merupakan penghasil terbesar minyak bunga matahari. Karena berkonflik, stok minyak bunga matahari mengalami gangguan.

Sebagai ganti minyak bunga matahari, CPO pun dilirik. Hal ini menyebabkan permintaan CPO secara global naik dan harganya pun ikut melambung.

Demi memenuhi kebutuhan pasar global, pasokan minyak kelapa sawit di Indonesia mengalami kelangkaan. Oleh sebab itu, pemerintah sempat memberlakukan larangan ekspor CPO.

Hal serupa juga terjadi pada minyak bumi mentah. Lantaran konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai, rantai pasok minyak bumi mentah terganggu sehingga harganya melambung.

Akibat krisis tersebut, Bank Dunia pun memperingatkan pasar bahwa harga komoditas bahan baku akan berada pada level tertinggi sepanjang sejarah. Kondisi tersebut diprediksi akan terjadi hingga akhir 2024.

(Baca juga: Rusia-Ukraina Berperang, BPS: Konflik Merugikan Kita...)

Diberitakan Reuters, Rabu (1/6/2022), harga minyak mentah meningkat setelah Uni Eropa sepakat untuk menghentikan impor minyak mentah dari Rusia pada 2022. Hal ini dikhawatirkan dapat meningkatkan permintaan dari AS dan Eropa sehingga memperketat situasi pasar.

Tak hanya surfaktan, konflik Rusia-Ukraina juga memengaruhi harga bahan baku lain yang juga dibutuhkan sebagai pembuat detergen.

Produsen detergen terus berupaya menghadirkan produk berkualitas yang hemat sekaligus efektif dalam pembersihan.Novozymes Produsen detergen terus berupaya menghadirkan produk berkualitas yang hemat sekaligus efektif dalam pembersihan.

Kondisi lain yang turut memengaruhi pasar global adalah pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 mengakibatkan rantai pasok komoditas berbagai bahan baku ikut terganggu.

Cara atasi ketidakpastian harga dan stok detergen

Di tengah kelangkaan bahan baku, serta biaya produksi dan transportasi yang tinggi, produsen detergen terus berupaya menghadirkan produk berkualitas yang hemat sekaligus efektif dalam pembersihan.

Salah satu upaya tersebut adalah mengganti sebagian surfaktan dengan enzim dari Novozymes. Untuk diketahui, Novozymes merupakan perusahaan bio-teknologi ternama di pasar internasional.

(Baca juga: Detergen Berbasis Tumbuhan, Apa Saja Keunggulannya?)

Enzim dinilai dapat mengoptimalkan formulasi deterjen sehingga lebih efisien dalam membantu surfaktan menghilangkan noda dari kain.

Selain meningkatkan kinerja detergen, enzim juga memungkinkan produsen untuk mengoptimalkan formulasi detergen yang dibuat. Pengurangan dosis surfaktan dan peningkatan dosis enzim dapat membantu produsen menghemat biaya produksi sekaligus menghasilkan produk dengan kinerja baik.

Enzim Novozymes dapat mengganti sebagian komposisi surfaktan dalam pembuatan detergenNovozymes Enzim Novozymes dapat mengganti sebagian komposisi surfaktan dalam pembuatan detergen

Tak hanya itu, rantai pasok enzim dinilai dapat lebih diandalkan ketimbang surfaktan, khususnya ketika kondisi pasar global tidak menentu seperti saat ini. Pasalnya, harga enzim cenderung lebih stabil ketimbang bahan baku detergen lain, seperti surfaktan dan polimer.

Pemanfaatan enzim dalam pembuatan detergen juga merupakan salah satu langkah nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memerangi perubahan iklim. Penggunaan enzim dinilai dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi berbahaya yang dihasilkan, baik dalam produksi maupun konsumsi detergen.

Hal tersebut sejalan dengan komitmen Novozymes. Sebagai salah satu produsen enzim untuk kebutuhan rumah tangga, Novozymes tidak hanya mengusung nilai ekonomi dan sosial, tetapi juga mengedepankan aspek kelestarian lingkungan dalam bisnisnya.

Dengan memanfaatkan enzim ramah lingkungan dari Novozymes, produsen dapat menghasilkan detergen berkualitas dengan biaya terjangkau di tengah krisis bahan baku sekaligus berkontribusi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Novozymes, Anda dapat mengunjungi tautan tentang reformulasi dengan enzim atau menghubungi perwakilan Novozymes Indonesia Varelyn melalui e-mail varelyn.linardo@brenntag-asia.com atau nomor telepon +6221-83790755.

Selain itu, Anda juga dapat memindai kode QR di bawah ini.

Scan QR Novozymes Scan QR Novozymes


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com