Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Menyikapi Rintihan Usaha Rintisan

Kompas.com - 13/06/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA ditilik kembali ke belakang, sekira 18 tahun lalu, misalnya, Google yang sekarang bernilai lebih dari setengah triliun dollar AS adalah perusahaan startup alias perusahaan kecil yang mulai merintis jalan menuju hari ini.

Demikian juga dengan Facebook, yang sekarang nilainya mengekor di belakang Google, pada 15 tahun yang lalu hanya sebuah usaha rintisan berbasis hobby untuk mendigitalisasi pertemanan di sebuah kampus ternama di Amerika.

Keajaiban bisnis digital memang begitu luar biasa. Bisnis-bisnis konvensional butuh waktu yang cukup lama untuk berhasil.

Sebut saja, misalnya, Coca Cola yang sudah berdiri 129 tahun lalu atau Toyota Motor yang berdiri 85-an tahun lalu membutuhkan waktu jauh lebih lama ketimbang Google dan Facebook untuk mencapai angkanya hari ini.

Jadi wajar jika tak sedikit para pelaku bisnis pemula yang ngiler dan bermimpi bisa menjadi miliarder kelas dunia hanya dalam waktu singkat.

Namun hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keberhasilan sebuah perusahaan rata-rata hanya 20 persen. Itu pun kalkulasi standard untuk perusahaan konvensional.

Artinya, tingkat keberhasilan perusahaan startup jauh lebih rendah dari itu, sebut saja hanya sekira 5 persen-10 persen.

Bahkan menurut pengalaman beberapa venture, tingkat keberhasilan startup mungkin hanya sekira 5 persen saja, tak lebih.

Sekalipun demikian, saat ini kita sedang berada tengah pusaran revolusi teknologi. Menurut riset Accenture di tahun 2015, sebanyak 22 persen perekonomian dunia sudah masuk dalam kategori ekonomi digital.

Dan diproyeksikan angka tersebut akan naik menjadi 25 persen tahun 2020. Nyatanya sebagaimana kita saksikan hari ini, pergerakan lebih cepat dari yang diasumsikan.

Dengan kondisi itu, tak heran kiranya kalau survei The Economist Intelligence Unit pernah menyampaikan bahwa 77 persen pemimpin perusahaan dari berbagai jenis industri di dunia menjadikan transformasi digital sebagai prioritas utama dalam strategi bisnis mereka.

Lebih jauh lagi, masih berdasar survei yang sama, 93ri para responden melihat transformasi digital sebagai sebuah proses dan perjalanan yang masih akan terus berlangsung.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Hasil riset Google, Bain & Company terbaru menyebutkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia melesat 49 persen year-on-year menjadi 70 miliar dollar AS pada 2021.

Bahkan diprediksi nilai tersebut akan melesat dua kali lipat menjadi 146 miliar dollar AS pada 2025.

Tingginya potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia salah satunya disebabkan oleh orientasi perubahan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com