Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Menyikapi Rintihan Usaha Rintisan

Kompas.com - 13/06/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagaimanapun, risiko dari sebuah gelembung adalah “busting” (boom and bust), sebagaimana telah diingatkan oleh Hyman Misky.

Dan itulah yang sedang terjadi hari ini di Indonesia di mana beberapa usaha ristisan mulai merampingkan karyawan, bahkan gulung tikar.

Artinya, ekosistem ekonomi dan bisnis nasional sedang melakukan uji kelayakan pada pelaku usaha ristisan. Yang jelas, yang tumbang adalah yang tidak lolos seleksi di dalam ekosistem ekonomi bisnis digital nasional.

Namun demikian, pemerintah dan asosiasi yang terkait dengan ekonomi digital harus jeli dalam melihat perkembangan yang ada.

Bagaimanapun, pelaku ekonomi digital atau startup-startup adalah salah satu jawaban yang sangat masuk akal terhadap angkatan kerja baru terdidik.

Lihat saja, rerata karyawan dan punggawa managemen perusahaan startup adalah lulusan perguruan tinggi, yang justru kurang mampu terserap oleh sektor jasa nasional.

Dibanding jumlah angkatan kerja lulusan SMP dan SMP, lulusan perguruan tinggi memang tidak besar.

Tapi jika jumlah tersebut tidak terserap oleh ribuan usaha rintisan nasional, maka akan menjadi beban ekonomi nasional di satu sisi dan mempersulit Indonesia untuk menyiasati ancaman bonus demografi.

Untuk itu, pemerintah dan asosiasi yang terkait dengan tugas memajukan ekosistem nasional harus benar-benar jeli dalam memantau perkembangan yang ada, terutama terkait dengan ancaman gelembung yang bisa merontokan startup-startup yang selama ini telah berhasil mengangkat taraf hidup banyak orang, mulai dari tukang ojek sampai pembuat kue dan makanan.

Transaksi-transaksi modal yang berpotensi dimanfaatkan oleh spekulator ekonomi politik untuk meraup cuan dalam waktu singkat yang notabene justru berpeluang untuk menghancurkan masa depan startup tersebut perlu dipantau secara ketat.

Valuasi nilai saham startup yang berlebihan, tidak masuk akal, tidak sesuai dengan prospek riilnya ke depan, atau penyelundupan secara ilegal modal BUMN ke dalam startup yang berpeluang menjadi sengketa, sangat perlu diawasi, agar tidak terjadi aglomerasi modal yang justru tidak didukung oleh underlying bisnisnya di satu sisi dan tidak dibangun atas modal yang legal/halal di sisi lain, lalu meledak suatu waktu.

Karena ujung dari gelembung yang direkayasa atau pembohongan publik semacam itu hanyalah ledakan yang menyakitkan, layaknya krisis dot.com di Amerika awal tahun 2000-an lalu.

Jika itu terjadi, contagion effect-nya bisa merembes ke seluruh ekosistem ekonomi digital dan ke ekosistem pasar keuangan, bahkan berpeluang mendisrupsi sistem ekonomi nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com