Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggil Pakar, Panja Komisi VI DPR Bahas Soal Investasi Telkomsel di GoTo

Kompas.com - 30/06/2022, 09:50 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Kerja (Panja) Investasi BUMN Komisi VI DPR RI memanggil sejumlah pakar untuk membahas terkait investasi yang dilakukan anak usaha PT Telkom Indonesia, yakni PT Telkomsel Tbk di PT Gojek Tokopedia atau GoTo.

Terdapat dua narasumber yang hadir dalam forum itu, yakni Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang dan Asisten Profesor Entrepreneurship and Technology Management Interest Group dari SBM ITB Dina Dellyana.

Sejumlah anggota Panja Investasi BUMN bertanya mengenai kinerja saham, harga wajar kini, hingga proyeksi ke depan saham GoTo. Ia mempertanyakan metode valuasi yang digunakan Edwin Sebayang dalam menyusun forecast.

Baca juga: Gelar RUPST, GoTo Angkat Kevin Aluwi Jadi Komisaris

"Jika forecast anda benar, artinya kapitalisasi pasar GoTo bisa mencapai lebih dari Rp560 triliun. Apakah masuk akal?" tanya Harris dilansir dari Antara, Kamis (30/6/2022).

Sementara itu, anggota Panja Komisi VI DPR RI Evita Nursanty menilai investasi Telkomsel di GoTo merupakan keputusan tepat, menguntungkan, dan bernilai strategis bagi negara.

"Kita harus dukung keputusan investasi ini," kata Evita.

Menanggapi hal itu, Edwin yang diberondong berbagai pertanyaan tentang valuasi lantas menjelaskan beberapa metode, mulai dari harga dibandingkan transaksi bruto, rasio price book value, hingga menghitung potensi bisnis GoTo ke depan.

"Setiap sekuritas punya cara melakukan valuasi. Kami di MNC Sekuritas menghitung harga wajar saham GoTo pada Rp500. Jadi, masih punya upside cukup besar ke depan. Ini investasi yang bagus," kata Edwin di hadapan forum Panja Investasi BUMN Komisi VI DPR RI.

Ia menjelaskan pergerakan harga saham seperti GoTo dipengaruhi banyak faktor. Target harga Rp 500 bisa jadi akan tercapai dalam waktu dekat, akhir tahun atau bisa juga tidak tercapai.

Baca juga: DPR Pilih Bahas Investasi Telkomsel di GoTo Lewat Panja, Ini Alasannya

"Yang mesti kita ingat, ada faktor 'x' yang bisa mengubah keadaan dan proyeksi, misalnya suku bunga The Fed, inflasi tinggi di negara maju, dan perang Ukraina,” jelas Edwin.

Lebih lanjut ia memandang bahwa GoTo adalah perusahaan yang menarik dengan rencana bisnis yang sangat jelas untuk menuju profit. Investor melihat kekuatan Gojek, Tokopedia, dan Gopay sebagai alasan untuk berinvestasi di perusahaan ini.

Edwin mengimbau agar publik tidak mencari permasalahan terkait investasi Telkomsel di GoTo, mengingat investor asing juga banyak berinvestasi di GoTo, bahkan sampai mendominasi.

Dia menjabarkan, ada empat alasan mengapa perusahaan rintisan merah putih, seperti Gojek dan Tokopedia menjadi incaran investor asing.

Pertama, potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar. Kedua, adanya pertumbuhan perusahaan rintisan yang cepat dan mempunyai potensi bisnis berkelanjutan. Apalagi ekonomi digital dipercaya merupakan bisnis masa depan.

Ketiga, adanya potensi jangka panjang mendapatkan keuntungan besar, baik dari sisi pendapatan maupun valuasi perusahaan. Hal ini berkaca pada pengalaman startup digital di luar negeri.

Adapun alasan terakhir karena memiliki peluang sinergi dan kolaborasi yang saling menguntungkan dan menghasilkan sumber pendapatan baru dengan memanfaatkan aset dari investor serta perusahaan rintisan.

Baca juga: Ramai Dibahas, Apa Kaitan Erick Thohir dengan Pemilik Saham GoTo?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com