Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Zulhas: Saya Sedih Petani Jual Sawit ke Malaysia

Kompas.com - 06/07/2022, 16:12 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini, viral di media sosial terkait para petani menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke Malaysia yang diangkut menggunakan truk dan perahu.

Terkait hal tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan keprihatinannya.

“Ada yang terjadi dalam beberapa hari ini membuat kami sedih, petani sawit TBS itu harganya di bawah Rp 1.600 per kg, bahkan ada yang di bawah Rp 1.000 per kg. Tentu ini kami prihatin, oleh karena itu, kita cari cara agar ini bisa selesai,” kata Zulhas di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Mendag Zulhas: Minyakita Sudah Ada Izin Edarnya, Siapa Saja Bisa Beli

Zulhas mengatakan masalah penjualan TBS ke Malaysia terjadi karena pabrik–pabrik minyak sawit memiliki kendala memasarkan produksinya. Hal ini membuat TBS petani tidak bisa diserap di dalam negeri akibat tangki pabrik yang masih penuh.

“Tapi kalau tangkinya masih penuh, membeli juga pastinya sedikit karena enggak bisa mengolahnya. Saya juga sedih lihat petani kita mempertaruhkan dirinya membawa (menjual) TBS ke negara tetangga (Malaysia). Yang dekat mungkin bisa, tapi kalau yang jauh bagaimana?,” kata Zulhas.

Di sisi lain, Zulhas meminta agar pabrik membeli TBS dengan harga Rp 1.600 per kg. Namun Mendag menyadari hal ini akan membuat pengusaha membeli TBS dalam jumlah lebih sedikit karena terbatasnya keuangan perusahaan.

Baca juga: Kemendag Mulai Pasarkan 5.000 Liter Minyakita Rp 14.000 Per Liter Hari Ini

“Kuncinya adalah distribusi, dan harga TBS itu terkait dengan kelancaran ekspor. Kalau ekspornya lancar, pabrik–pabrik TBS tangkinya kosong, dan bisa membeli sawit rakyat. Kalau sawit banyak yang membeli, hukum pasar sedikit demi sedikit harganya akan naik,” ujar Zulhas.

Sementara itu, Plt. Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga mengatakan, rendahnya rasio DMO dan juga persetujuan ekspor (PE) membuat stok CPO dalam negeri menumpuk. Pada Juni 2022, stok tangki CPO mencapai 6,2 juta ton atau 100 persen.

“Seharusnya bisa normal kembali di akhir Juli 2022, dengan rasio PE CPO sebesar 8,5 kali lipat. Stop tangki penuh, kalau ini tidak berjalan maka pengambilan TBS kurang. Saya perkirakan rasio 1:8,5 dalam 2 bulan selesai sehingga bisa kita tarik TBS,” ujar Sahat.

Baca juga: Mendag Zulhas: Minyak Goreng Curah Sudah Rp 14.000, Banyak Tersedia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com