Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Targetkan Pertumbuhan Kinerja hingga Tiga Tahun Mendatang

Kompas.com - 13/07/2022, 17:07 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (GIAA) menargetkan pertumbuhan kinerja secara bertahap hingga tahun 2025. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra optimis pertumbuhan kinerja ini akan dimulai dari semester II tahun ini.

"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi. Optimisme tersebut terus kami selaraskan dengan demand dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat," kata Irfan dalam siaran pers, Rabu (13/4/2022).

Irfan menargetkan pertumbuhan kinerja Garuda Indonesia ini bisa kembali ke masa-masa sebelum pandemi untuk menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usaha.

Baca juga: Erick Thohir Jajaki Kerja Sama Sistem Logistik untuk Garuda Indonesia

Pertumbuhan kinerja yang diproyeksikan tersebut juga sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda Indonesia pasca meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022 lalu.

"Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit," jelas dia.

Irfan memaparkan, pendapatan usaha pada bulan Mei 2022 lalu, berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya.

"Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu," tambahnya.

Baca juga: Emirates dan Etihad Dikabarkan Bakal Jadi Investor, Ini Tanggapan Bos Garuda Indonesia

Secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda Indonesia belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, perseroan berupaya menerapkan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU.

"Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan Perusahaan di tahun 2022 ini, kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," tambah dia.

Tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja Garuda Indonesia selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan.

Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.

Kondisi tersebut berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun 2021.

Sepanjang tahun 2021, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 1,33 miliar dollar AS atau turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2020 lalu.

Perolehan pendapatan usaha dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,04 miliar dollar AS, penerbangan tidak berjadwal sebesar 88,05 juta dollar AS dan pendapatan lainnya sebesar 207 juta dollar AS.

Untuk mencapai pertumbuhan kinerja, Garuda Indonesia menerapkan sejumlah strategi, antara lain restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang dan jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya.

Garuda Indonesia juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.

"Berbagai langkah strategis tersebut diharapkan dapat memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya. Hal ini terus kami optimalkan melalui pengembangan business plan Perusahaan dalam jangka panjang agar kinerja korporasi semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan," tegas Irfan.

Baca juga: Setelah PKPU, Garuda Indonesia akan Tambah 70 Pesawat hingga Akhir 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com