Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertinggi dalam 40 Tahun Terakhir, Inflasi AS Capai 9,1 Persen

Kompas.com - 14/07/2022, 06:36 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Inflasi di Amerika Serikat (AS) kembali melesat. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) di Negeri Paman Sam pada Juni 2022 tumbuh 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Realisasi tersebut menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Angka inflasi AS itu juga meningkat dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen secara yoy.

Dilansir dari CNN, inflasi AS  di Juni utamanya masih disebabkan oleh lonjakan harga komoditas energi. Secara keseluruhan, harga komoditas energi melesat 41,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Dilema Ekonomi RI: Mulai Pulih dari Pandemi, Malah Diadang Inflasi dan Pelemahan Rupiah

Tercatat harga bensin di AS telah meroket hampir 60 persen dalam kurun waktu setahun terakhir. Selain itu, harga tenaga listrik dan gas alam juga melesat, masing-masing sebesar 13,7 persen dan 38,4 persen.

Bukan hanya komoditas energi, lonjakan harga juga dirasakan oleh komoditas lain. Harga komoditas pangan rumahan tumbuh 12,2 persen secara tahunan, di mana harga telur melesat 33,1 persen, mentega meningkat 21,3 persen, susus naik 16,4 persen, daging ayam naik 18,6 persen, hingga kopi yang naik 18,6 persen.

Merespons hal tersebut, Presiden Joe Biden mengatakan, realisasi pertumbuhan IHK periode bulan kemarin sangat tinggi. Namun Ia bilang, periode tersebut sudah terlewati, sebab harga gas telah merosot dalam kurun waktu 30 hari terakhir.

Baca juga: Sri Mulyani: Jika Inflasi Tinggi, Masyarakat Semakin Sulit Beli Rumah

"Komoditas energi sendiri berkontribusi hampir separuh dari realisasi inflasi bulanan," ujar Biden, dikutip dari CNN, Kamis (14/7/2022).

"Data hari ini tidak mencerminkan dampak penuh dari hampir 30 hari penurunan harga bensin, yang telah menurun sekitar 40 sen di stasiun pengisian sejak pertengahan Juni," tambahnya.

Realisasi inflasi ini tentunya akan menjadi pertimbangan bagi bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dalam menentukan arah kebijakan moneternya. Pasalnya, IHK inti AS tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen secara bulanan, dan 5,9 persen secara tahunan.

Dengan tingginya realisasi inflasi AS, The Fed diproyeksi kembali menerapkan kebijakan moneter yang agresif. Pelaku pasar meyakini, kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis points akan kembali ditetapkan dalam pertemuan bulanan The Fed pada 26-27 Juli mendatang.

Baca juga: Sri Mulyani: Ketahanan Pangan RI Aman, tapi Waspada Tekanan Inflasi Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com